Harianmuria.com – Keberadaan museum menjadi sangat penting karena tidak hanya berfungsi sebagai pelindung cagar budaya, tapi juga sebagai tempat untuk pembentukan ideologi, disiplin ilmu, dan pengembangan pengetahuan. Selain dapat belajar sejarah, dengan berkunjung ke museum, pengunjung dapat berswafoto dengan berbagai angle.
Di Kabupaten Pati sendiri, terdapat beberapa museum yang menyimpan banyak koleksi benda peninggalan. Anda dapat mengajak keluarga berwisata edukasi di museum-museum yang ada di kota Mina Tani ini.
1. Museum Syekh Jangkung
Museum Syekh Jangkung ini berada di di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Lokasi museum ini berada tepat di samping bangunan makam Syekh Jangkung. Museum ini didirikan pada tahun 2004, saat itu yang menjadi juru kuncinya adalah Mbah Haryo Damhari Antokusumo.
Di dalam museum inilah, barang-barang peninggalan Syekh Jangkung masih terawatt dan terjaga sampai sekarang. Diantaranya lesung,benda pusaka, sepeda onthel kuno, kerangka tulang kebo Landoh yang ditemukan sejak awal pembangunan museum, patung kerbau, batu Bancis Wodlu, batu fosil dari kotoran kerbau, kelapa sekantheth, dan lainnya.
Perlu diketahui, salah satu daya tarik dari museum ini adalah keberadaan patung kerbau yang menjadi simbol bahwa dahulu Syekh Jangkung sangat menyayangi hewan. Sebab bagi Syekh Jangkung kerbau-kerbau yang ada di Landoh sangat membantu kegiatan para petani.
Bagi Anda yang ingin mempelajari sosok pendakwah dan dikeramatkan oleh masyarakat Landoh dan Pati, museum ini sangat direkomendasikan. Terlebih museum ini dibuka untuk umum dan dapat dikunjungi bebas atau buka selama 24 jam.
2. Museum Kajen Mbah Ahmad Mutamakkin
Museum Kajen Mbah Ahmad Mutamakkin ini berada di gedung lantai 2 kompleks Masjid Jami’ Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati. Museum ini baru dibuka pada tanggal 6 Agustus 2022 lalu, yakni saat bertepatan dengan Haul Mbah Ahmad Mutamakkin pada bulan Muharram. Sedangkan museum ini dikelola oleh Yayasan Mbah Ahmad Mutamakkin yang bekerja sama dengan Islam Center Kajen (ICK).
Seperti namanya, museum ini mengambil nama tokoh ulama yang berperan penting dalam mensyiarkan agama Islam semasa pemerintahan Sultan Pajang sampai Kerajaan Demak sekitar abad ke-16 Masehi. Tokoh ini tidak lain adalah Syekh Ahmad Mutamakkin.
Jika dilihat dari bentuk bangunannya, museum Kajen ini terbilang sederhana. Namun siapa sangka jika di dalam bangunan sederhana itu menyimpan koleksi benda-benda bersejarah. Seperti penampakan Desa Kajen dalam bentuk foto pada tempo dulu, miniatur dan mustaka atap masjid, sampai manuskrip teks pakem Kajen dan teks Arsyul Muwahiddin.
Museum ini seringkali dijadikan wadah edukasi bagi pelajar TK hingga SD sekitar Kajen. Tapi bagi Anda yang penasaran dan ingin mengetahui sejarah Kajen dan Mbah Mutamakkin, museum ini juga dibuka untuk umum.
3. Museum Gedung Juang 45
Museum Gedung Juang 45 atau yang juga dikenal dengan museum sejarah perjuangan ini berada di Jalan Diponegoro, Pati. Dulunya tempat ini bukanlah sebuah museum, melainkan sebuah markas pertemuan para pejuang veteran untuk mengatur strategi dalam mengusir penjajah dari Pati.
Di dalam museum ini juga terdapat beragam karya seni yang dipamerkan, seperti patung Pengalima Jendral Sudirman setinggi 4 meter, pemutaran film perjuangan, seni tanaman bonsai, Suiseki, serta karya fotografi.
Pergantian fungsi Gedung Juang 45 menjadi museum sejarah perjuangan ini disahkan oleh Sigit Hartoko, selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga (Disparpora) Pati pada 21 Maret 2017.
Museum ini tidak mengalami perubahan yang signifikan dari bangunan awal mula berdiri. Namun terdapat beberapa penambahan seperti empat pilar berwarna putih dan perbaikan bangunan yang rusak.
Hingga kini, museum ini dijadikan sarana edukasi bagi pelajar, mahasiswa, atau mayarakat. Bahkan para pegiat seni atau komunitas seringkali menjadikan tempat ini untuk menemukan ide karya.
Nah, itulah beberapa museum yang ada di Pati dan dapat Anda kunjungi. Keberadaan museum di tengah-tengah masyarakat ini seolah membawa peran penting sebagai penghubung antara kehidupan zaman dahulu dan sekarang. (Kontributor Uin – Harianmuria.com)