Harianmuria.com – Selain menjadi tempat umat muslim untuk beribadah, masjid pada zaman dahulu merupakan basis penyebaran agama Islam. Maka tidak heran apabila pada bangunan arsitektur masjid kuno, akan ditemui beberapa peninggalan sejarah.
Memiliki mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia tentunya memiliki banyak masjid-masjid kuno yang tersebar di segala penjuru. Terutama di daerah Jawa Tengah, kemunculan 9 tokoh yang tergabung dalam Walisongo berhasil menyebarkan ajaran Islam dengan akulturasi budaya setempat.
Oleh karenanya, bentuk dan arsitektur yang ada di Jawa Tengah dan daerah lain memiliki banyak perbedaan corak. Bahkan di Jawa Tengah cenderung mengedepankan kultur Jawa. Keunikan dan kekhasan itu pun hanya bisa didapatkan di masjid tertua yang ada di Jawa Tengah.
Berikut daftar masjid tertua yang ada di Jawa Tengah.
1. Masjid Sekayu (At-Taqwa)
Awalnya masjid ini bernama masjid Pekayun yang didirikan oleh Kiyai Kamal asal Cirebon. Konon masjid ini tidak hanya yang tertua di Semarang, tapi juga di Jawa Tengah. Tepatnya pada tahun 1413, masjid ini telah eksis berdiri kokoh di Kampung Sekayu, Kota Semarang.
Meski usianya paling tua, tapi masjid ini masih ada sangkut pautnya dengan Masjid Agung Demak. Zaman dahulu Kampung Sekayu terdapat sebuah masjid yang dijadikan penampungan kayu-kayu untuk pembangunan Majid Agung Demak. Kiyai Kamal lah yang diutus untuk mengurus proyek itu. Sehingga besar kemungkinan pilar-pilar di kedua masjid itu menggunakan jenis kayu yang sama.
2. Masjid Agung Demak
Di Jawa Tengah, masjid ini sudah tidak asing lagi di telinga. Kemasyhuran sejarah berdirinya langsung mengingatkan kita akan peran para Walisongo. Masjid ini berdiri pada 1479 dan masih terawat sampai sekarang.
Selain sejarahnya, masjid ini juga terkenal dengan bentuk atapnya yang berupa limas susun tiga. Bentuk tersebut merupakan penggambaran akidah Islam yang terdiri dari Iman, Islam, dan Ihsan.
Selain itu, tiang dari masjid ini dibuat langsung para Walisongo yang disebut dengan Saka Tatal/Saka Guru. Tiang pertama sebelah barat laut oleh Sunan Bonang, tiang kedua sebelah barat daya oleh Sunan Gunung Jati, tiang ketiga sebelah tenggara oleh Sunan Ampel, dan tiang keempat sebelah timur laut oleh Sunan Kalijaga.
3. Masjid Al-Aqsa Menara Kudus
Masjid yang didirikan langsung oleh Sunan Kudus ini dibangun pada tahun 1549 M, berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota. Di masjid inilah konsep budaya Islam dengan budaya Hindhu-Budha masih sangat terasa.
Beberapa mitos turut menyertai Masjid ini, seperti rajah Sunan Kudus yang disebut dengan Rajah Kalacakra yang berupa pintu gerbang menuju kompleks masjid. Kono ada yang menyebut, apabila ada pejabat yang shalat dan berziarah ke sana maka kekuasaannya akan hilang.
4. Masjid Mantingan Jepara
Masjid yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan ini telah berdiri sejak tahun 1559 Masehi. Berbeda dengan masjid sebelumnya, masjid Mantingan ini banyak didapati ubin yang didatangkan langsung dari Makao, Tiongkok.
Di bagian dinding-dinding masjid juga diperindah dengan relief persegi bergambar margasatwa dan penari yang dipahat dari batu cadas kuningan. Lewat pengawasan langsung Babah Liem Mo Han, semua keindahan yang ada di masjid ini dapat tercipta.
Masih di kompleks masjid ini, di sana terdapat makam Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat juga ada makam yang dianggap sebagai peristirahatan terakhir Syekh Siti Jenar.
5. Masjid Saka Tunggal
Masjid dengan nama resmi Saka Tunggal Baitussalam ini disebut-sebut dibangun jauh sebelum era Walisongo, yakni 1288 M. Keterangan tahun pendirian ini didapat dari prasasti yang terpahat di saka masjid tersebut. Dengan kata lain, masjid ini diperkirakan ada saat masa kerajan Singasari.
Tidak heran apabila unsur Kejawen masih sangat melekat. Seperti arsitektur masjid yang didalamnya terdapat empat sayap dengan sebutan “papat kiblat lima pancer” atau empat mata angin dan satu pusat.
Lima pancer inilah yang menggambarkan posisi manusia sebagai pancer dan 4 mata angin dengan unsur air, bumi, api, serta angin. Saka Tunggal inilah yang melambangkan bahwa hidup manusia itu seperti alif, harus lurus.
Masjid ini masih berdiri kokoh di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas.
6. Masjid Kotagede
Masjid Kotagede atau masjid Gedhe Mataram ini dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Senopati antara 1575-1601 Masehi. Namun sumber lain mengatakan, masjid ini dibangun pada masa pemerinatahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Keterangan ini terdapat di prasasti huruf Arab dan berbahasa Jawa.
Prasasti tersebut bertulsikan keterangan masjid Kotagede didirikan pada hari Ahad Kliwon tanggal 6 Rabiul Akhir 1188 H atau bertepatan dengan 27 Juni 1773 M.
Masjid Kotagede ini memiliki arsitektur campuran Jawa dan Hindhu. Saat ini masjid tersebut dikelola oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Dan pada zaman dhulu menjadi sentra dakwah Islam di Jawa bagian Selatan.
7. Masjid Agung Surakarta
Masjid yang sudah ada sejak 1745 silam ini tidak lepas dari peran Keraton Kartasura ke Surakarta. Perpindahan Keraton ini berlangsung pada masa pemerintahan Pakubuwana II. Bahkan sebagian bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan masjid ini menggunakan bekas dari Masjid Agung Kartasura.
Pembangunan pun terus berlanjut saat Pakubuwana III bertahta, dimana ditambahkanlah mustoko berbentuk paku bumi di bagian puncak atap masjid. Hingga Pakubuwono X, masjid Agung Surakarta ini telah memiliki kolom-kolom bergaya doric, menara, jam matahari, gapura, sampai kolam air untuk bersuci yang kini sudah diganti pancuran atau kran.
Itulah 7 masjid tertua yang ada di Jawa Tengah, semuanya memiliki sejarah dan filofosi. Keberadaan masjid-masjid ini pula yang menjadi bukti bahwa Islam kala itu tengah mencapai puncaknya penyebaran. (Harianmuria.com)