KENDAL, Harianmuria.com – Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar mulai dirasakan oleh para nelayan di Kabupaten Kendal. Seperti yang dialami para nelayan di Kelurahan Bandengan Kecamatan Kendal yang mengeluhkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis solar dari harga semula Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
Salah seorang nelayan di Bandengan, Sodikun mengaku dirinya merasa kenaikan harga BBM bersubsidi ini cukup tinggi dan memberatkan para nelayan kecil sepertinya.
“Kalau bagi saya kenaikan harga solar ini cukup tinggi dan ini sangat memberatkan kami sebagai nelayan kecil. Apalagi hasil tangkapan kami tidak begitu banyak,” ungkapnya, Rabu (7/9).
Imbasnya, kerugian dirasakan oleh sejumlah nelayan tidak terkecuali Sodikun. Dirinya mengungkap, selain hasil tangkapannya yang berkurang, keadaannya menjadi kian parah saat mengetahui harga ikan di pasaran malah menurun.
“Saat ini hasil tangkapan tidak begitu banyak, apalagi saat ini harga cumi-cumi sedang turun. Harga cumi-cumi saat ini per kilogram hanya Rp 30 ribu, turun dari biasanya yang per kilogram sampai Rp 40 ribu,” terangnya.
Tidak hanya Sodikun, Sumardi yang juga nelayan di Kendal mengaku berat dengan kenaikan harga solar bersubsidi karena pemasukan dari hasil mencari ikan tidak terlalu besar.
“Pemasukan kami tidak terlalu besar, sekarang harga solar naik ya kami sebagai nelayan semakin berat,” tuturnya.
Lain halnya dengan Tiko, yang tidak ambil pusing dengan naiknya harga BBM bersubsidi jenis solar. Baginya yang penting stok solar selalu ada agar tetap bisa mengisi tangki perahunya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Harianmuria.com)