BLORA, Harianmuria.com – Diduga akibat kelalain petugas, bayi laki-laki asal Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah meninggal di RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Ironisnya, sebagian tubuh bayi yang baru beberapa hari lahir tersebut memiliki luka bakar. Mulai tangan kiri, paha kiri, perut dan pinggang, sedangkan mulutnya mengeluarkan darah.
Direktur RSUD Dr. R. Soetijono Blora, Puji Basuki mengakui kelalaian petugas Rumah Sakit yang dipimpinnya tersebut. Namun pihaknya masih belum mau mengatakan penyebab pasti luka bakar pada bayi tersebut.
“Jadi kami masih belum bisa memastikan. Tim audit masih melakukan investigasi. Kami belum bisa melaporkan hasilnya,” jelasnya.
Menurutnya, tim audit atau investigasi akan bekerja selama 40 hari ke depan. Namun pihaknya juga belum bisa memastikan hasil investigasi nantinya akan diumumkan kepada publik.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga berharap kepada para jurnalis yang hadir untuk tidak memberitakan di media masing-masing. Alasannya pihak RSUD Dr. R. Soetijono Blora sudah berdamai dengan pihak keluarga pasien.
“Saya mohon teman-teman membantu saya, saya berharap ini tidak ditulis. Karena sudah selesai dengan keluarga. Jangan hanya gara-gara karena sedikit saja kecolongan, hanya untuk kepentingan pribadi. Jangan hanya karena ingin berita sensual terus mengorbankan nama rumah sakit,” pinta Direktur RSUD Dr. R. Soetijono Blora, Puji Basuki.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Keperawatan RSUD Dr. R. Soetijono Blora, Anacardia mengatakan, ibu bayi semula merupakan pasien yang melakukan persalinan di Rumah Sakit DKT, lantaran prosesnya yang lama, kemudian dirujuk ke RSUD Dr. R. Soetijono Blora.
“Masuk di kami pukul 13.00 WIB tanggal 31 Agustus 2024. Bayi melahirkan secara spontan pukul 15.30 secara normal,” jelasnya.
Namun, kondisi bayi dianggap kurang bagus. Sehingga kemudian dilaporkan ke dokter spesialis anak. Setelahnya, bayi tersebut di pindah ke ruang PICU MICU setelah disetujui keluarga.
“Bayi dirawat di PICU MICU. Di inkubator. Dibantu dengan alat bantu nafas,” imbuhnya.
Namun seiring berjalannya waktu kondisi bayi tersebut tidak makin membaik. Justru kian memburuk.
“Kondisi pasien kurang bagus. Kemudian pada 5 September pukul 07.00 WIB dilakukan perawatan maksimal, namun nyawa bayi tak bisa diselamatkan. Dan dinyatakan meninggal dunia,” tuturnya. (Lingkar Network | Subekan – Harianmuria.com)