PEKALONGAN, Harianmuria.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan bertindak cepat menyikapi jebolnya tanggul Sungai Bremi di Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat. Jebolnya tanggul yang terjadi sejak akhir Mei 2025 ini berpotensi menimbulkan banjir luas jika tidak segera ditangani secara serius.
Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, bersama Wakil Wali Kota Balgis Diab dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) meninjau langsung lokasi jebolnya tanggul pada Minggu pagi, 1 Juni 2025. Peninjauan ini menjadi langkah mitigasi cepat untuk menangani situasi darurat tersebut.
“Peninjauan ini bertujuan mempercepat proses penanggulangan tanggul jebol di Sungai Bremi yang kembali mengalami kerusakan,” kata Balgis Diab.
Pemkot Pekalongan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pusdataru, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, TNI, hingga Polri. Menurut Balgis, sinergi ini esensial agar penanganan darurat tanggul dapat segera dilakukan dan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
“Harapannya, insyaallah jebolnya tanggul ini bisa cepat teratasi dan akan dilakukan penanganan darurat. Ke depan, kita akan mengevaluasi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali yang tentu sangat merugikan masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan, Purwo Susetyo, tanggul mulai jebol sejak 28 Mei 2025, dengan panjang awal sekitar 5 meter. Dalam waktu tiga hari, kerusakan melebar menjadi 30 meter akibat derasnya aliran air dan struktur tanah yang labil.
“Awalnya retakan 5 meter, lalu terus melebar ke arah utara. Kami langsung lakukan penanganan darurat sejak hari pertama,” jelasnya.
Pemkot akan menggunakan pancang dolken, sandbag, dan sesek bambu dalam penanganan darurat – metode yang terbukti cukup efektif pada kejadian serupa di November 2024 lalu. Material mulai didatangkan sejak Minggu, dan pengerjaan akan dimulai secara gotong royong oleh tim gabungan dari DPUPR, BPBD, TNI, Polri, serta pemerintah kecamatan dan kelurahan.
Balgis mengimbau warga tetap tenang dan bersabar, mengingat tingginya pasang air laut menjadi kendala dalam mempercepat proses perbaikan.
“Kami mohon masyarakat bersabar. Air laut sedang pasang, sehingga harus menunggu surut agar penanganan bisa dilakukan lebih efektif. Pemerintah berkomitmen mencegah air masuk ke pemukiman,” tegasnya.
Meski sebelumnya telah dilakukan perbaikan sementara, tantangan geografis dan pasang air laut masih menjadi kendala besar menjaga keandalan tanggul Sungai Bremi. Pemkot berjanji akan mengevaluasi menyeluruh agar sistem tanggul ke depan lebih tahan terhadap tekanan lingkungan.
“Kami akan evaluasi menyeluruh. Kerusakan seperti ini bisa sangat merugikan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi,” pungkas Purwo.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)