PATI, Harianmuria.com – Sejumlah material yang terbawa air hujan menyebabkan penumpukan sedimentasi di Sungai Juwana. Keadaan ini pun diperparah dengan banjir yang bermuara ke Sungai Juwana, hingga sedimentasi pun kian bertambah.
Plt Kasi Program Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun Juwana, Akhmad Sudarno mengatakan erosi dari Sungai Juwana mencapai 7 ton per hektare.
Namun jumlah ini masih masuk kategori erosi sangat ringan. Dirinya menyebut, erosi dapat dikategorikan berat apabila mencapai 100 ton per hektare.
“Sedimentasi hanya 0,6 per hektare. Dengan dominasi wilayah sawah 47 persen dan hutan 12 persen,” kata Sudarno.
Ia mengungkapkan, meski hanya menyumbang persentase lebih kecil, eksistensi hutan dirasa penting untuk dijaga. Baik hutan di wilayah Kendeng maupun Muria.
Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir sedimentasi yang terjadi di Sungai Juwana.
“Terutama reboisasi di kawasan Kendeng itu hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Juwana harus ditangani segera. Tapi dengan melibatkan semua stakeholder tidak bisa satu pihak saja, karena di Kendeng itu menyumbang 60 persen daerah DAS Juwana,” tegasnya.
Sudarno pun menjelaskan bahwa DAS Juwana memiliki luas 137.374,15 hektare dengan panjang 35,78 kilometer. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Harianmuria.com)