PATI, Harianmuria.com – Saat musim hujan tiba, wilayah Pati Selatan kerap menjadi langganan banjir. Salah satu yang menjadi sebab utamanya adalah deforestasi atau penebangan hutan di Pegunungan Kendeng menjadi perkebunan jagung.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati dari Pati Selatan, Suwarno mengatakan ketiadaan tanaman keras membuat Pegunungan Kendeng tidak memiliki area resapan air. Akibatnya, air dengan derasnya turun ke daerah bawah dan menyebabkan banjir terutama di bantaran sungai.
“Kalau ditanami jagung terus, dampaknya adalah banjir bandang. Karena lapisan tanah habis tergerus air hujan. Sehingga harus ada kesadaran untuk menanggulangi,” jelas Suwarno, legislator asal Kecamatan Winong.
Menurutnya, jika hutan gundul juga akan berdampak pada pengikisan tanah. Sehingga air yang turun ke sungai tercampur dengan tanah yang kemudian menyebabkan pendangkalan sungai. Jika ini terus dibiarkan, Warno khawatir akan menambah PR lagi bagi pemerintah.
Sebagaimana diketahui, akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir menyebabkan beberapa kecamatan tergenang air dan menyebabkan arus lalu lintas menjadi lumpuh total. Beberapa diantaranya adalah Jakenan, Kayen, Juwana, hingga Tayu.
Bambang Sadewo, salah satu warga Desa/Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati mengatakan, sebelumnya di wilayahnya banjir hanya terjadi setiap lima tahun sekali. Tetapi saat ini, banjir pasti terjadi setelah hujan deras mengguyur.
“Banjir seperti ini baru terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Dulu di Alun-alun Kayen kalau banjir lima tahun sekali. Akibatnya pasti tidak adanya hutan di selatan
Karena dulu kan hutanya masih lebat, tidak seperti sekarang ini,” ungkapnya, Kamis (14/03/2024). (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)