BLORA, Harianmuria.com – Masih ada 185 warga Blora idap HIV/AIDS pada tahun 2024. Angka ini tergolong tinggi. Sementara itu angka prevalensi stunting di Blora juga masih tinggi, yaitu 21,1 persen.
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Blora pun menyoroti dua permasalahan kesehatan tersebut.
Ketua Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Blora Dewi Ratna Sari mengatakan, persoalan kesehatan tersebut jadi fokus utama saat ini.
“Terutama Stunting dan Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Itu jadi fokus kami. Ini berkaitan program pemerintah. Kami akan turut berkontribusi untuk itu,” ucapnya, baru-baru ini.
Ia juga mengatakan, penyakit HIV/AIDS yang kini mulai mengkhawatirkan karena jumlahnya terus meningkat. Untuk itu, ia berencana meningkatkan intensitas sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat luas agar waspada.
Terlebih dalam beberapa kasus ia menyebut, HIV/AIDS merambah ke kalangan ibu dan anak.
“Yang tertular itu dikarenakan sang ayah melakukan perilaku seks yang menyimpang. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora di Kabupaten Blora dalam kurun waktu Januari-November 2024 saja ada sebanyak 185 orang terpapar HIV/AIDS,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi Indonesia Persagi Blora, Dicky Nur Wahyu Febrianto mengatakan, pihaknya turut berupaya dan perhatian terhadap angka stunting di Blora yang masih tinggi.
Menurutnya, penekanan angka stunting merupakan kewajiban bersama. Terlebih, survei kesehatan indonesia 2023 mencatat jika angka stunting di Blora masih cukup tinggi.
“Prevalensi stunting disini yaitu 21,1 persen. Sehingga jadi perhatian semua pihak. Untuk itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan terutama dimulai dari keluarga, ibu hamil, bayi, balita semua harus diperhatikan,’’ tambahnya.
Dicky juga menegaskan, masyarakat harus bisa memilih makanan bergizi untuk keluarga yang sehat. Oleh sebab itu, pihaknya mengajak atau mengkampanyekan gerakan makan bergizi tiap hari. (Hanafi | Harianmuria.com)