PATI, Harianmuria.com – Konsumsi bio solar di Pati cukup mengkhawatirkan. Hal itu diungkapkan oleh Hadi Santoso Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Disdagperin) kabupaten Pati saat ditemui beberapa waktu lalu.
Hadi mengatakan bahwa konsumsi bio solar di kabupaten Pati terbilang boros. Pasalnya sejauh ini di kabupaten Pati telah menghabiskan solar sampai 66 persen. Padahal pada tahun ini kabupaten Pati mendapatkan stok bio solar dari Pertamina sebanyak 77.000 Kilo ton. Namun sampai akhir bulan Juli pemakaian sudah sebanyak 5.536 kilo ton.
“Karena dari dulu sudah ada subsidi memang ada kuota, rata-rata setiap bulan 7 ribu ton pemakaian, ” terangnya.
Disinggung mengenai penyebab banyaknya konsumsi bio solar di Pati, Hadi menjelaskan karena faktor geografis. Mengingat kabupaten Pati daerahnya mencakup kawasan jalur Pantura dan juga adanya kebutuhan kapal nelayan yang membuat kebutuhan masyarakat akan bio solar tinggi.
“Konsumen kita kendaraan besar kemudian kapal-kapal nelayan yang dibawah 30 GT, kalau industri sudah pakai solar industri, ” ujarnya.
Tingginya angka konsumsi bio solar tersebut, pihaknya mengaku saat ini perlu adanya pengendalian konsumsi bio solar di kabupaten Pati. Ia khawatir jika tidak dikendalikan maka akan terjadi kekosongan BBM jenis bio solar di kabupaten pati pada akhir tahun nanti.
Ia berharap dengan dikendalikannya konsumsi masyarakat terhadap bio solar ini bisa menghemat konsumsi dan membuat stoknya aman sampai akhir tahun nanti.
“Harus ada pengendalian, tidak bisa di los, apalagi kita di jalur Pantura, karena terbuka karena tidak harus kabupaten Pati yang mengkonsumsi. Sisa stok harus di bagi sampai akhir tahun, jangan sampai sebelum akhir tahun sudah habis, ” ujarnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Harianmuria.com)