KUDUS, Harianmuria.com – Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi X DPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan pentingnya menjaga dan mengungkap potensi Situs Patiayam di Kudus sebagai bagian dari warisan peradaban purba Indonesia yang layak dikenal dunia.
Pernyataan ini ia sampaikan saat menghadiri forum diskusi kebangsaan bertema ‘Melestarikan Cagar Budaya, Memperkokoh Kekayaan Bangsa’ yang digelar di Balai Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, pada Jumat malam, 13 Juni 2025.
“Situs Patiayam menyimpan jejak luar biasa dari masa lalu kita. Ini bukan sekadar situs arkeologi, tapi bagian dari identitas dan kebesaran sejarah Indonesia yang harus diungkap dan dilestarikan,” kata Rerie, sapaan Lestari Moerdijat.
Rerie juga mengapresiasi Universitas Indonesia (UI) atas keterlibatan aktif mereka dalam penggalian dan penelitian di Situs Patiayam. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya data ilmiah, tapi juga memperkuat keterlibatan generasi muda dalam pelestarian sejarah.
“Tahun lalu, bersama CPAS dan relawan, UI memulai penggalian di Desa Terban. Saat itu ditemukan fosil gajah purba (elephas), dan kini penelitian berlanjut sekaligus dimanfaatkan untuk praktik lapangan mahasiswa,” jelasnya.
Baca juga: Fosil Gajah Purba Berusia Setengah Juta Tahun Ditemukan di Patiayam Kudus
Sebanyak 70 mahasiswa Arkeologi UI, didampingi dosen dan senior mereka, terlibat dalam kuliah kerja lapangan (KKL) di situs tersebut.
Salah satu mahasiswa, Vivi Luthfina, menjelaskan bahwa tahun ini fokus penelitian diarahkan pada analisis fosil tulang gajah purba. Proses penggalian dilakukan secara bertahap dan terstruktur, mulai dari split 1 hingga mendokumentasikan data lapangan.
“Setiap angkatan Arkeologi UI menjalani praktik lapangan di sini. Kegiatan ini sangat penting untuk pengembangan riset dan pelestarian situs,” terang Vivi.
Menurut Rerie, sinergi lintas lembaga dan komunitas ilmiah sangat diperlukan untuk menjadikan Patiayam sebagai destinasi edukasi, pusat riset, dan wisata budaya yang bernilai global.
“Dengan dukungan bersama, kita bisa mendorong Patiayam dikenal sebagai warisan dunia, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat Kudus akan kekayaan sejarah daerahnya,” tegasnya.
Rerie berharap ke depan, Situs Patiayam tidak hanya menjadi aset arkeologi, tetapi juga pengungkit ekonomi lokal lewat wisata edukatif dan cagar budaya yang dikelola berkelanjutan.
(FAHTUR ROHMAN – Harianmuria.com)