SEMARANG, Harianmuria.com – Siapa sangka, hobi mengoleksi uang kuno bisa berubah menjadi usaha yang menghasilkan jutaan rupiah per bulan. Hal ini dibuktikan oleh Aryo Supeno, warga Kota Semarang, yang kini sukses menekuni bisnis jual beli uang kuno.
Berawal dari iseng pada tahun 2017, Aryo mulai mengumpulkan uang kuno, terutama koin bergambar kelapa sawit pecahan Rp1.000. Seiring waktu, ia menemukan komunitas uang kuno dan mulai belajar menilai nominal dari setiap koleksinya. Ternyata, koleksi tersebut memiliki peminat yang cukup banyak dan bernilai jual tinggi.
“Awalnya cuma iseng kumpulin koin. Ternyata ada komunitas, saya tanya-tanya harga, ternyata bagus. Lalu mulai beli, koleksi, dan iseng jual. Ternyata ada peminatnya,” ujar Aryo.
Pada tahun 2022, Aryo pun serius mengembangkan usahanya dengan membuka kios penukaran uang kuno di Jalan Kedungmundu, Semarang. Kini, ia bisa memperoleh omzet antara Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulan.
“Saya juga pernah ditransfer uang Rp75 juta oleh salah satu kolektor untuk pembelian tiga lembar uang kuno,” tuturnya.
Aryo mengungkapkan, salah satu uang kuno yang paling dicari pembeli antara lain uang kertas Rp10.000 bergambar Barong emisi tahun 1975. Selain itu, uang kertas Rp10.000 bergambar Jenderal Soedirman emisi 1968 dan uang seri hewan seperti macan dan gajah juga banyak diburu.
Menurutnya, harga termahal uang kuno untuk saat ini adalah uang gulden bergambar wayang dari dekade 1940-an. “Harganya tidak bisa dipastikan, tergantung kondisi. Kalau kondisinya utuh, uang seribu gulden seri wayang bisa laku Rp50 juta per lembar,” ungkap Aryo.
Ia menambahkan, uang gulden seri wayang pecahan 25, 50, dan 100 gulden juga bernilai tinggi. “Yang pecahan 100 gulden itu susah dicari. Kalau yang 25 gulden masih agak mudah dicari, tapi harga per lembarnya tetap jutaan rupiah,” katanya.
Selain berjualan, Aryo juga aktif mengedukasi masyarakat soal hoaks seputar jual beli uang kuno. Menurutnya, harga uang kuno bukan semata ditentukan oleh tahun cetak, tetapi juga kelangkaan dan kondisi fisik uang tersebut.
“Banyak masyarakat yang masih termakan hoaks soal uang kuno. Saya selalu edukasi bahwa bukan tua tahunnya yang penting, tapi seberapa langka dan bagus kondisinya,” tegasnya.
Bisnis unik ini menjadi bukti bahwa hobi, jika ditekuni dengan serius, bisa menjadi sumber cuan yang menjanjikan.
(SYAHRIL MUADZ – Harianmuria.com)