PATI, Harianmuria.com – Peringatan hari pendidikan nasional, yang jatuh pada Selasa (2/5) nyatanya masih menyisakan persoalan di dunia pendidikan. Terkait hal ini, Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati menyebut bahwa masih banyak guru madrasah yang kesejahteraannya butuh perhatian khusus dari pemerintah.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Ruhani ketika ditemui di kantornya menyebutkan salah satu permasalahan yang ada yakni terkait kesejahteraan guru honorer.
Menurutnya selama ini dalam sistem perekrutan PPPK, kenaikan jabatan guru hanya diperuntukan bagi mereka yang mengabdi di madrasah negeri dan dari kalangan pegawai Kemenag yang memiliki SK dari Kemenag.
“Selama ini yang sudah berjalan, untuk yang bisa tes PPPK itu bagi guru-guru yang memang mengabdikan diri di madrasah negeri. Juga yang bekerja di kantor Kemenag,” jelasnya.
Walaupun demikian, bagi guru honorer madrasah selama ini telah diupayak dana insentif yang khusus diperuntukan kepada mereka. Dana insentif tersebut sebagai tambahan kesejahteraan bagi guru di madrasah swasta yang mengabdikan diri dan belum memiliki tunjangan profesi guru (TPG).
“Jadi ada yang namanya tunjangan insentif yang belum memiliki TPG, itu tunjangannya kurang lebih satu tahun sebesar 3 juta jadi perbulan itu 250.000,” imbuhnya.
Akan tetapi, Ruhani mengungkapkan jika pemberian dana tersebut juga dirasa belum maksimal. Pasalnya, anggaran yang ada belum bisa mencakup seluruh guru yang ada di Kabupaten Pati.
Hal tersebut disebabkan karena pencairan pemberian insentif guru menjadi wewenang pusat yang dipantau melalui aplikasi Simpatika. Sehingga hanya guru yang memiliki akun yang bisa membuka aplikasi, mendapat informasi, dan mendaftarkan diri.
“Kesejahteraan guru madrasah sudah cukup baik dari pada tahun lalu, karena saat ini sudah ada kenaikan dana bos juga,” tandasnya. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Harianmuria.com)