REMBANG, Harianmuria.com – Sebanyak dua pasar hewan di Rembang ditutup empat pekan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak berkaki genap.
Langkah ini diambil setelah ditemukan sapi yang diduga terjangkit PMK masih diperjualbelikan di Pasar Hewan Pamotan.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop dan UKM) Rembang, Mahfudz menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Rembang, terdapat tiga ekor sapi dari luar daerah yang bergejala PMK dijual di Pasar Hewan Pamotan.
“Mereka disuruh pulang itu tidak mau, karena alasannya sudah jauh-jauh datang. Sehingga langkah yang kita ambil dari rekomendasi Dintanpan akhirnya dilakukan penutupan sementara,” ujar Mahfudz pada Kamis, 23 Januari 2025.
Tidak ingin mengambil risiko, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang memutuskan menutup sementara Pasar Hewan Pamotan.
Selain Pasar Hewan Pamotan, penutupan juga diterapkan di Pasar Hewan Kragan. Mahfudz menyebutkan bahwa penutupan sementara ini akan berlangsung selama empat pekan atau empat pasaran.
“Sabtu (1/2) pekan depan penutupan sementara di Pasar Hewan Kragan, kemudian Selasa (4/2) di Pasar Hewan Pamotan,” jelasnya.
Penutupan Pasar Hewan Kragan dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah pedagang ternak berpindah lokasi ke sana, yang dapat meningkatkan risiko penyebaran PMK. Meski di Pasar Hewan Kragan belum ditemukan kasus serupa, tindakan ini dinilai perlu untuk menjaga keamanan.
Untuk memastikan kebijakan ini berjalan lancar, pihak Dindagkop dan UKM Rembang menggandeng Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) setempat.
Langkah ini meliputi pengawasan agar tidak ada transaksi jual beli di pasar yang ditutup, serta penyegelan pintu masuk pasar hewan.
“Nanti akan kita buka kembali setelah kita lakukan evaluasi. Satu bulan saya kira cukup untuk kita melakukan evaluasi,” tutup Mahfudz. (Vicky Rio | Harianmuria.com)