PATI, Harianmuria.com – Alih fungsi kawasan hutan menjadi areal pertanian jagung disinyalir menjadi penyebab banjir bandang yang menerjang Desa Godo dan Desa Gunungpanti, Kecamatan Winong pada akhir November 2022 lalu. Bencana ini sontak mendapat perhatian dari anggota DPRD Pati, Suwarno yang notabene berasal dari Kecamatan Winong.
Ia juga tak memungkiri alih fungsi ini berdampak luar biasa terhadap masyarakat di sekitarnya. Sehingga, ia mendorong kesadaran masyarakat setempat untuk mengembalikan fungsi hutan seperti semula.
“Kalau ditanami jagung terus, dampaknya adalah banjir bandang. Karena lapisan tanah habis tergerus air hujan. Dan harus ada kesadaran untuk menanggulangi,” jelasnya.
Menurutnya, hutan gundul akan berdampak pada pengikisan tanah. Sehingga air yang turun ke sungai tercampur dengan tanah dan kemudian menyebabkan pendangkalan sungai.
Seperti diketahui, 3 desa di Kecamatan Winong yakni Desa Godo, Gunungpanti, dan Pohgading sebagian besar wilayah hutannya dialihfungsikan menjadi perkebunan jagung. Kondisi demikian tak dipungkiri oleh Warno menjadi bagian dari pendapatan warga.
Salah satu solusi yang ditawarkan dari anggota komisi D ini adalah menggerakkan masyarakat untuk menanami tanaman buah. Karena selain memiliki akar yang besar untuk menyimpan air hujan, tanaman buah seperti alpukat ataupun petai, buahnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
“Kami DPRD Pati terus mendukung upaya penghijauan hutan Kendeng. Yaitu dengan beralih ke budidaya tanaman pohon buah. Karena selain mampu mengikat air untuk mencegah banjir. Tetap memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ucap politisi dari PDI-P ini.
Dengan demikian, Suwarno berharap masyarakat sekitar bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Sehingga kedepannya tidak ada lagi musibah banjir bandang yang menimpa wilayah tersebut. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)