DEMAK, Harianmuria.com – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Demak berdampak besar terhadap sektor pertanian. Terutama di Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, lahan pertanian luluh lantak dan terancam gagal panen.
Data infografis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mencatat total 730 hektare lahan pertanian terdampak banjir. Di Desa Karangrejo sendiri, dari total luas tanam 328 hektare, sebanyak 250 hektare terendam banjir dan diperkirakan puso (gagal panen).
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan) Kabupaten Demak juga melaporkan total lahan terdampak banjir di seluruh kabupaten mencapai 1.377,38 hektare, dengan kerusakan terparah di Kecamatan Bonang.
Warga Desa Karangrejo, Wahid Ulin Nuha mengungkapkan bahwa pertanian di desanya lumpuh total. “Kondisi pertanian di desa kami saat ini setelah terjadinya jebol tanggul Kali Tuntang itu mengakibatkan seluruh pertanian lumpuh total karena limpasan air,” ungkapnya, Rabu (21/5/2025).
Ia menjelaskan, sebagian besar tanaman padi sudah berusia sekitar satu bulan, tetapi kini tenggelam sehingga dipastikan petani akan mengalami gagal panen. Padahal, seharusnya dua bulan lagi sudah siap panen.
Ulin Nuha memperkirakan kerugian akibat banjir di lahan pertanian mencapai ratusan juta rupiah. “Kalau dihitung kerugian sementara itu satu bahu-nya Rp6 juta dikali 200 hektare. Itu belum termasuk tambak perikanan yang juga tenggelam, sekitar 50 hektare,” tuturnya.
Para petani di Desa Karangrejo berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk meringankan beban mereka. Ulin Nuha juga menyampaikan bahwa para petani keberatan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) karena lahan pertanian mereka gagal panen.
“Sawah tenggelam semua, petani enggan membayar pajak. Kalau begini, bisa berdampak pada berkurangnya penarikan PBB di Desa Karangrejo,” kata Ulin Nuha yang juga perangkat Desa Karangrejo. Ia menambahkan, tanah kas desa yang merupakan sumber pendapatan desa pun tidak dapat dilelang, yang tentunya sangat merugikan.
Ulin Nuha juga berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah daerah untuk mencegah bencana banjir berulang, seperti perbaikan tanggul dan sistem irigasi. “Perlunya perbaikan tanggul dan sistem irigasi supaya ke depan petani tidak selalu menjadi korban,” pungkasnya.
(BURHAN ASLAM – Harianmuria.com)