PATI, Harianmuria.com – Menanggapi insiden emak-emak yang cekcok dengan rombongan sound horeg, Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Muntamah menilai bahwa penggunaan sound horeg di karnaval memang mengganggu ketertiban masyarakat.
Ia pun mengaku pernah merasa sangat terganggu saat ada karnaval di desanya yang menghadirkan sound horeg. Kaca di rumahnya turut bergetar saat ada sound horeg saat melintasi kediamannya.
“Ada kaca-kaca yang pecah dan sebagainya. Dulu pernah di desa saya kaca-kaca saya disolasi supaya tidak pecah dan itu ‘kan mengganggu keindahan rumah,” ucap Muntamah saat dihubungi di Pati, Selasa, 13 Agustus 2024.
Apabila kaca rumah tidak disolasi, lanjut dia, maka saat ada sound horeg melintas akan berpotensi pecah.
“Karena kalau tidak di solasi kacanya pecah. Seperti itu seharusnya tidak terjadi, selesai karnaval yang menggunakan sound sistem itu juga solasi yang ditempel di kaca tidak dibersihkan sehingga menambah gawean ibu-ibu rumah tangga, membersihkan solasi yang ditempel-tempel kaca,” keluhnya.
Nasib yang sama juga dialami ibu-ibu asal Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso, Sukati pada Minggu, 11 Agustus 2024. Ia merasa terganggu dengan sound horeg. Sukati mengaku dadanya sakit. Selain itu, kaca jendela rumahnya juga terdampak.
“Yang saya rasakan, terganggu. Dada ini berdebar-debar terus rumah saya ini seperti roboh,” ucapnya.
Oleh karena itu, Sukati protes dengan pengendara truk yang membawa sound horeg agar cepat menjauh dari rumahnya. Namun, ia malah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari panitia.
“Terganggu, tak suruh jalan itu diabaikan. Tak ambilkan selang, tak semproti niku malah panitianya tidak terima terus keroyok anak-anak yang ada di sini. Anak-anak sekolah semua ini, tidak ada yang tua. Terus lalu nonjok anak saya,” jelasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)