REMBANG, Harianmuria.com – Stok beras Badan Urusan Logistik (Bulog) di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rembang dalam kondisi kritis. Pemkab Rembang lantas meminta Bulog untuk menambah stok beras agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bupati Rembang Abdul Hafidz saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Rabu (28/3), mengatakan bulog seharusnya dapat menjalankan tugasnya untuk menstabilkan harga kebutuhan pangan utamanya beras harus agar memiliki stok yang mencukupi dan bukan sebaliknya.
Disebutkannya, stok beras di gudang Bulog Rembang saat ini hanya sekitar 400 ton. Jumlah tersebut sangat sedikit jika dibandingkan kebutuhan masyarakat di Rembang. Jumlah itu pun belum bisa memenuhi kebutuhan bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Rembang yang membutuhkan beras sedikitnya 600 ton.
“Kalau cuma 400 ton ini sebulan kan tidak cukup ini berbahaya, maka saya minta Bulog mengambil langkah bagaimana pengadaannya bisa mencukupi 3-4 bulan,” ucapnya.
Kondisi tersebut memancing munculnya anggapan bahwa beras dari Rembang dijual ke luar daerah. Namun ketika dikonfirmasi oleh Bupati, pihak bulog berdalih bahwa selama ini kesulitan bersumber dari penyerapan beras hasil panen petani yang Harga Eceran Tertinggi (HET) di pasaran lebih tinggi ketimbang HET Bulog.
“Ini yang akan kita bicarakan khusus, bagaimana Bulog sebagai lembaga yang ditugaskan negara untuk menstabilkan harga kebutuhan pangan tapi justru stoknya masih minim sekali,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Pimpinan Bulog Cabang Pati, Ahmad MF yang hadir dalam panen raya di Dusun Kalipang Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori pada Februari lalu, menyatakan penyerapan gabah di Kabupaten Rembang selama tahun 2022 termasuk paling tinggi dibandingkan kabupaten lain se-Eks Karesidenan Pati.
Sedangkan menyangkut harga gabah, Ahmad menyebut tidak bisa memprediksinya, sebab Bulog hanya bertindak sebagai eksekutor di lapangan. Sementara khusus besaran harga serapan gabah, ditentukan oleh Badan Pangan Nasional (BPN). (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)