PATI, Harianmuria.com – Sebanyak 21 Rumah di Dukuh Guyangan, Desa Purworejo, Kecamatan Pati mengalami kerusakan imbas tanah bergerak pasa Sabtu malam, 7 September 2024. Kejadian ini sempat viral di sosial media, dikarenakan bersamaan dengan mulai surutnya air di Sungai Silugonggo.
Akibat kejadian ini, 18 rumah mengalami kerusakan ringan, 2 rumah dan 1 kios mengalami rusak berat. Kerusakan terdiri dari retakan memanjang baik di tanah, dinding, lantai dan atap, serta beberapa tanah dan rumah yang ambles hingga kedalaman 50 sentimeter.
Sejumlah Rumah di Purworejo Pati Rusak, Diduga Akibat Air Sungai Silugonggo Menyusut
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Danu Ikhsan Harischandra menuturkan perlu adanya kajian mendalam terkait sumber tanah bergerak. Hal ini dimaksudkan guna mencari sumber permasalahan, sehingga ditemukan alternatif penyelesaian yang baik.
“Kita akan cari tahu sumber permasalahannya atas kejadian tanah bergerak di Dukuh Guyangan, Desa Purworejo. Jika kejadian serupa sebelumnya sempat terjadi di jalan sebelah selatan Pulau Seprapat, Juwana karena aktivitas pengerukan sungai. Maka, perlu kajian yang mendalam mengenai sumber tanah bergerak di Guyangan, sumbernya darimana,” ungkapnya saat ditemui, Minggu, 8 September 2024.
BPBD Sebut Tak Ada Kaitan Rusaknya 21 Bangunan di Pati dengan Gempa
Danu pun meminta pemerintah daerah untuk memberi bantuan kepada masyarakat yang rumahnya rusak imbas peristiwa ini.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati Martinus Buddi Prasetya pada Senin, 9 September 2024 mengaku telah menerjunkan tim reaksi cepat untuk meninjau lokasi. Budi menduga peristiwa tersebut dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya berkurangnya batas ambang basah sungai, tembok penahan tanah yang kurang stabil, serta terdapat bangunan yang berdiri di lambiran sungai.
“saya menduga tanah yang kering karena batas ambang tanah basah berkurang selain karena faktor cuaca panas, kemudian air di sungai diambil untuk irigasi pertanian, kemdian tembok penahan tanah itu kurang dalam dan belum menyentuh tanah yang keras dan stabil, serta faktor ada bangunan permanen di atas,” ungkapnya. (Lingkar Network | Mutia Parasti Widawati – Harianmuria.com)