PATI, Harianmuria.com – Sejumlah rumah di Dukuh Guyangan, Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Pati mengalami keretakan pada Sabtu malam (7/9). Kuat dugaan keretakan tersebut diakibatkan adanya penurunan debit air di Sungai Silugonggo karena musim kemarau panjang.
Sodikhin salah warga mengungkapkan, selain debit sungai yang hampir habis, pergerakan tanah di bantaran sungai juga diduga akibat adanya aktivitas alat berat yang melakukan normalisasi sungai dan pembuatan dinding sungai.
“Mungkin karena normalisasi kali Juwana. Kemungkinan tanahnya tergerus aliran sungai bawah tanah yang mengalir ke sungai,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetya, menambahkan jika fenomena pergerakan tanah yang terjadi bukan karena adanya gempa megathrust. Meskipun pihaknya membenarkan isu gempa saat ini menjadi fokus perhatian, fenomena ini disebut tidak ada kaitannya.
Hanya saja, Martinus tetap meminta agar masyarakat selalu waspada akan adanya gempa bumi. Sama halnya yang terjadi pada amblasnya jalan menuju Pelabuhan Juwana, dirinya menilai aktivitas alat berat menjadi sebabnya.
“Kota yang di Utara Jawa itu (termasuk Pati) tetap diminta waspada meskipun barangkali tidak terdampak langsung tapi dampak tidak langsung dari bencana itu pasti akan dirasakan oleh daerah-daerah yang relatif aman,” ujarnya.
Termasuk warga yang tinggal di bantaran sungai juga diminta untuk tetap mewaspadai segala kemungkinan musibah serupa kembali terjadi. (ARIF FEBRIYANTO – LINGKAR NETWORK)