PATI, Harianmuria.com – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati melalui Kepala Seksi Kesehatan Ibu Anak dan Gizi, Kasriatun mengungkapkan bahwa, penggalakan minum Tablet Tambah Darah (TTD) diperlukan keterlibatan dari lintas sektor. Dirinya menyebut, telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk optimalisasi pendistribusian Tablet Tambah Darah (TTD).
“Kemarin kita sudah duduk bersama antara Kemenag, Disdik dan berbagai OPD terkait untuk kesepakatan yakni memotivasi untuk pengambilan tablet tambah darah dan itu untuk TTD nya juga sudah kita koordinasikan dengan puskesmas untuk mereka berkoordinasi dengan sekolah di wilayah masing-masing. Pengadaan TTD itu droping dari pusat dan kita distribusikan ke puskesmas-puskesmas kemudian puskesmas didistribusikan ke sekolah SMP dan SMA,” tuturnya.
Sementara, ia menyatakan bahwa, siswi yang wajib mengkonsumsi TTD adalah yang berusia 10-18 tahun. Dosisnya yakni seminggu sekali. Pihaknya mengaku, memiliki istilah GERAB RATRI atau Gerakan Rabu Minum Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.
Selain itu, para remaja putri juga dapat mengunduh aplikasi CERIA atau Cegah Anemia Remaja Putri di playstore untuk memantau konsumsi TTD.
“Sampai bulan Juni kemarin capaian TTD alhamdulillah sudah mencapai 46,29 persen. Intinya di tahun kemarin itu, kendalanya karena pandemi. Jadi pembelajaran masih secara daring. Jadinya untuk distribusinya mengalami kendala karena tidak masuk, tidak bisa mantau apakah diminum atau tidak,” jelasnya.
Kasriatun mengungkapkan, beberapa sekolah masih ada yang kurang mendukung pemberian TTD. Hal itu lantaran, TTD akan memberikan efek jika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
“Bisa mual terus nanti BAB-nya hitam. Cuma itu harus dikonseling terhadap siswanya, kalau minum jangan dengan perut kosong. Kalau minum bisa dengan air putih atau air jeruk bukan dengan teh atau kopi. Itu perlu dijelaskan memang, dan itu perlu peran lintas sektor untuk mendukung supaya bisa dilaksanakan,” tandasnya. (Lingkar Network I tam I Harianmuria.com )