REMBANG, Harianmuria.com – Dampak dari gelombang tinggi yang terjadi di laut Jawa beberapa hari hari ini membuat ratusan nelayan di Pesisir Pantura Rembang tidak berani melaut.
Nampak puluhan kapal nelayan kecil dengan perahu kapasitas rata-rata 3 gross ton (GT) hanya bisa terparkir di bibir pantai Desa Gegunung Wetan, Kecamatan Rembang.
Nelayan lebih memilih menyandarkan perahu mereka di tepi pantai sambil menunggu cuaca kembali membaik.
Salah seorang nelayan di Desa Gegunung Wetan, Dasri mengatakan dengan kondisi cuaca ekstrem seperti ini ketinggian ombak di perairan utara Jawa bisa mencapai ketinggian 3 meter. Ketinggian ombak seperti itu, menurutnya bisa membahayakan keselamatan jiwa.
Dikatakannya, para nelayan tradisional di Desa Gegunung Wetan mayoritas merupakan nelayan rajungan. Mereka biasanya mencari rajungan mulai pagi hingga menjelang sore hari. Namun, dengan kondisi saat ini para nelayan hanya bisa menggunakan waktunya untuk memperbaiki alat tangkap.
“Mayoritas nelayan rajungan. Biasanya kalau cuaca baik hasil tangkapan minimal 5 kilogram, kalau paling banyak ada yang sampai 20 kilogram. Kalau tidak melaut seperti ini ya memperbaiki alat,” ujarnya.
Meski demikian, masih ada sebagian nelayan yang tetap melaut untuk mencari rajungan. Seperti Mulyono, nelayan dari Desa Tasikagung Kecamatan Rembang yang berlayar dengan jarak hanya 5 hingga 7 kilometer dari bibir pantai.
Dirinya mengaku tidak berani melaut terlalu jauh karena ancaman gelombang tinggi masih mengintai di perairan laut Jawa. Alhasil, dirinya hanya berani melaut dengan jarak dan waktu yang terbatas.
“Kalau hasil tangkapan berkurang, tangkapannya rajungan. Saya berharap kondisi cuaca dapat normal kembali dan kami bisa pergi melaut dengan aman,” ucapnya.
Kondisi ini pun membuat hasil tangkapannya berkurang. Hal inilah yang membuatnya nekat untuk tetap melaut sekalipun ada imbauan dari BMKG.(Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)