KUDUS, Harianmuria.com – Percetakan Firma Menara Kudus, Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu menjadi percetakan Al-Qur’an tertua di Kudus. Percetakan ini sudah ada sejak 1952 yang didirikan oleh Zainuri Noor.
Manager Personalia Percetakan Firma (fa) Menara Kudus Alexander Yusuf mengatakan percetakan Al-Qur’an ini telah dipegang oleh generasi kedua.
“ Ini sudah dua generasi diteruskan kepada anaknya. Dulunya kami hanya percetakan kecil dengan tiga orang yang bekerja. Sekarang sudah 149 karyawan yang bekerja di sini,” ujarnya, Selasa (28/3).
Ia mengatakan, awalnya percetakan Menara Kudus tak langsung mencetak Al-Qur’an. Waktu itu Firma Menara Kudus hanya percetakan biasa yang menerima jasa cetak seperti label pada kertas dan cap. Karena kedekatan pemilik dengan para kyai, akhirnya disarankan untuk mencetak Al-Qur’an. Bahkan kini, percetakannya itu juga telah mencetak banyak kitab kuno karya kyai nusantara.
“Lalu oleh Mbah Arwani Amin diberi contoh musaf yang pertama yang dipakai untuk para hafiz yaitu Al-Qur’an pojok menara. Dari situ mulai berkembang bertambah lagi ada Al-Ibriz (tafsir Al-Qur’an) karya Kyai Bisri dari Rembang, lalu berkembang dengan kitab lainnya,” paparnya.
Selain masyarakat umum, Alex mengungkapkan segmentasi pasar dari percetakan ini adalah anak-anak pondok pesantren dan madrasah diniyah.
“Dulu dimulai dengan mesin later pres, masih manual dengan konsep seperti stempel. Kita mulai merambah ke Al-Quran sejak 1975 dengan patokan oleh lajnah, lembaga agama yang memastikan setiap Al-Qur’an di Indonesia itu tidak salah,” jelasnya.
Alex menyebut, saat ini penjualan Al-Quran di percetakannya sudah menyebar dari Sabang sampai Merauke. Berawal dari Kudus, percetakan Firma Menara Kudus sekarang memiliki banyak cabang perusahaan seperti di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya, bahkan agennya ada yang berada di Sulawesi, Sumatra hingga Lampung.
“Pemasaran kita seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua dengan jumlah permintaan pasar yang relatif. Kami memiliki pilihan 500-an judul/buku kitab dan 60-100 model Al-Qur’an sendiri,” tandasnya.
Percetakan ini pun dikenal sebagai penghasil mushaf pojok legendaris dengan sebutan Musaf Pojok Menara Kudus. Yakni di setiap sudut lembarannya pasti selalu menjadi akhir ayat, dan ayat seterusnya pada lembaran selanjutnya. Percetakan Menara Kudus pun menjadi pelopor musaf pojok satu-satunya di Indonesia dan telah bertahan 25 tahun. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Harianmuria.com)