JEPARA, Harianmuria.com – Adanya tragedi kecelakaan maut yang menimpa rombongan wisata SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah secara resmi melarang kegiatan study tour dan wisata bagi sekolah negeri SMA dan SMK di Jawa Tengah. Peraturan larangan tersebut tertuang dalam surat dinas nomor 421.7/00371/SEK/III/2024.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara, Ali Hidayat menyebutkan bahwa peraturan larangan tersebut berlaku untuk SMA dan SMK yang dinaungi langsung oleh Disdikbud Jawa Tengah.
Namun, pihaknya tetap mengimbau kepada sekolah-sekolah di Kabupaten Jepara yang telah merancang kegiatan study tour untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya, termasuk juga kesiapannya.
“Bagi sekolah yang sudah terlanjur merencanakan dan memesan bus untuk kegiatan study tour, harus memperhatikan standar keamanannya, khususnya bus yang akan dikendarai,” kata Ali saat ditemui tim Lingkar Jateng di kantornya pada kamis, 16 Mei 2024.
Adapun imbauan yang diberikan untuk pihak sekolah atau penyelenggara, antara lain adalah terkait kejelasan biro wisata, keamanan bus, sopir profesional yang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), hingga kapasitas yang digunakan harus sesuai standar, tidak boleh berlebihan.
“Biro harus mempunyai izin resmi, kondisi bus masih bagus termasuk perawatan rutinnya, kalau bisa bis yang keluaran terbaru, kemudian rekam jejak sopir yang bagus dan keamanan lainnya supaya siswa bisa berangkat dan pulang dengan selamat,” tambahnya.
Ia juga mengimbau kepada pihak sekolah di bawah naungan Disdikpora Jepara mulai tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP untuk melaporkan kegiatan ke Dinas Pendidikan terkait pelaksanaan kegiatan pariwisata dan study tour yang diadakan.
Ia juga menyarankan agar kegiatan tersebut dilakukan masih dalam wilayah Kabupaten Jepara, sehingga bisa mengangkat pariwisata lokal dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jepara sendiri.
“Jika kami diberitahu terkait pelaksanaan kegiatan, maka kami bisa ikut memantau dan mengontrol jika terjadi sesuatu,” tambahnya.
Ia menegaskan bagi pihak sekolah yang belum merencanakan kegiatan study tour untuk tidak perlu melaksanakannya. Hal tersebut disampaikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Kami hanya mewanti-wanti saja, serta mengimbau pelaksanaan study tour dan pariwisata di akhir tahun agar lebih diawasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SMK Walisongo Pecangaan, Irbab Aulia Amri menjelaskan bahwa sekolah yang menggelar study tour perlu memperhatikan persiapan dan keamanan dari pihak penyelenggara.
“Di sekolah kami juga ada kunjungan industri, kami selalu mempertimbangkan keamanan dan kesiapan baik dari sekolah maupun biro wisatanya,” kata Irbab saat memberikan keterangan terkait kegiatan study tour.
Ia menambahkan bahwa bus penyelenggara yang disewa harus mengosongkan jadwal yang berdekatan dengan armada yang sama. Hal tersebut merupakan bentuk antisipasi oleh pihak biro supaya tidak ugal-ugalan di jalanan karena mengejar waktu yang berdekatan tersebut.
“Kalau besok ada jadwal berangkat, lebih baik pilih yang kosong, supaya tidak kejar tayang, grusa-grusu,” tambahnya.
Ia berharap baik supir bus, event organizer, maupun pihak sekolah agar lebih berhati-hati dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata dan study tour.
“Semoga kedepannya tidak ada lagi kejadian yang tidak diinginkan dalam kegiatan study tour maupun pariwisata,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Harianmuria.com)