BLORA, Harianmuria.com – Di Pasar Induk Cepu Blora hanya punya 9 APAR atau alat pemadam api ringan. Hal tersebut terungkap usai pasar tersebut, tepatnya di blok D terbakar hebat pada Minggu, 26 Januari 2025.
Selain itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindakop-UKM) Blora, Margo Yuwono mengungkap, kerugian gedung pasar akibat terbakar ditaksir mencapai ratusan juta.
“Masih proses penghitungan (kerugian gedung pasar, red). Perkiraan sementara antara Rp 200 juta sampai dengan Rp 250 juta,” ungkap Margo Yuwono melalui keterangan tertulis saat dihubungi Minggu sore, 26 Januari 2025.
Dikatakannya bahwa gedung pasar yang terbakar adalah bangunan lama yang berdiri sejak tahun 1988, di mana bangunan itu didominasi kayu.
“Luas bangunan 360 meter persegi,” katanya.
Total 80 Kios Terbakar di Pasar Induk Cepu Blora
Sebagaimana diketahui dan dikutip dari laman resmi Kementerian Perdagangan, Pasar Induk Cepu sempat direvitalisasi oleh Kementerian Perdagangan menggunakan Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2023. Revitalisasi tersebut menghabiskan anggaran Rp 3 miliar melalui penugasan peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 tahun 2023.
Lalu, bangunan baru hasil dari revitalisasi diresmikan oleh Menteri Perdagangan kala itu yakni Zulkifli Hasan pada Minggu (21/1/2024) atau tepat satu tahun yang lalu.
“Pasar Rakyat Cepu Induk dirancang dengan berpedoman pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar Rakyat yang menekankan pada aspek kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung sehingga meningkatkan transaksi perdagangan,” tulis laman resmi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Lebih lanjut, Margo Yuwono mengungkapkan di Pasar Induk Cepu hanya memiliki sembilan Alat Pemadam Api Ringan. “Saat ini ada 62 apar yang dibagi ke 13 pasar,” ujar Margo.
Margo mengaku saat ini sedang fokus relokasi dan pembersihan bekas kebakaran agar oprasional pasar tetap berjalan.
“Masih kita koordinasikan dengan semua pihak (kebijakan yang menjadi langkah Pemkab Blora selanjutnya),” tegas Margo.
Dia pun mengungkap bahwa DIndakop UKM Blora tidak memiliki cover asuransi terhadap penggun kios pasar atau pedagang.
“Asuransi menjadi pilihan masing-masing pedagang. Pengelola tidak menfasilitasi,” ujar Margo.
Di sisi lain, korban kebakaran Pasar Induk Cepu, Abdul Madin yang merupakan seorang penjual kosmetik yang kesehariannya berada di Blok D, mengungkapkan bahwa mayoritas pengguna Blok D atau lokasi kebakaran diperuntukan untuk gudang. Sementara penjual aktif di blok tersebut hanya berkisar 10 orang.
“Ada 80 kios di sini (lokasi kebakaran). Tapi kan rata-rata gudang semua, penjual aktif di kios hanya sekitar sepuluh orang. Jadi di sini rata-rata gudang dan berisi barang semua,” ujar dia.(Eko Wicaksono | Harianmuria.com)