DEMAK, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten Demak terus mengakselerasi langkah menuju predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) 2025. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah melalui Evaluasi Mandiri Pelayanan Ramah Anak di Fasilitas Kesehatan, yang digelar Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P2PA) pada Senin, 23 Juni 2025.
Bertempat di Aula Dinsos P2PA, kegiatan ini melibatkan lintas sektor, mulai dari perwakilan Dinas Kesehatan, 27 Puskesmas, hingga dua rumah sakit. Tujuannya adalah memastikan pelayanan kesehatan di Demak menjadi zona ramah anak – aman, nyaman, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
“Kami ingin memastikan bahwa fasilitas kesehatan tidak hanya fokus pada penyembuhan, tapi juga memperhatikan hak-hak anak sebagai pasien. Mulai dari kenyamanan ruang tunggu, keramahan tenaga medis, hingga ketersediaan fasilitas yang menunjang perkembangan psikologis anak,” ungkap Plt Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Betti Susilowati.
Menurut Betti, evaluasi ini juga bertujuan meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terhadap pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam setiap layanan, terutama dalam menciptakan ruang publik yang sehat dan inklusif bagi anak-anak.
Sementara itu, Plt Kepala Dinsos P2PA Demak, Agus Herawan, menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dalam membangun sistem kesehatan yang berpihak pada anak.
“Sekitar 30 persen penduduk Demak adalah anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun. Jika kita bisa meningkatkan status kesehatan mereka sejak dini, itu menjadi investasi strategis untuk kualitas sumber daya manusia masa depan,” jelasnya.
Agus menambahkan bahwa pelayanan ramah anak juga berarti menjunjung prinsip non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup dan tumbuh berkembang, serta partisipasi anak.
Dinsos P2PA menilai, fasilitas kesehatan di Demak harus menjadi ruang yang tidak membuat anak takut berobat, melainkan merasa nyaman dan bahkan mendapat stimulasi tumbuh kembang.
Ke depan, Pemkab Demak berkomitmen memperluas evaluasi dan pelatihan bagi tenaga medis untuk mengedepankan pendekatan yang lebih humanis terhadap pasien anak, sejalan dengan target nasional peningkatan indeks KLA.
(BURHAN ASLAM – Harianmuria.com)