PATI, Harianmuria.com – Malam takbiran menjadi salah satu momen yang paling dinanti oleh umat muslim di Kabupaten Pati. Pasalnya setelah dalam tiga moment lebaran terakhir, takbiran dilarang dilakukan secara meriah karena adanya Covid-19.
Namun perayaan malam takbiran saat ini justru dimanfaatkan oleh para pemuda sebagai ajang tawuran antar desa dan menciptakan kegaduhan dengan membunyikan sound sistem berukuran besar.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, anggota Komisi D DPRD Pati Didin Syafruddin mengimbau kepada masyarakat agar tidak merayakan malam takbir secara berlebihan. Dirinya menilai apa yang menjadi budaya saat takbir keliling di Pati saat ini sudah sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Perayaan malam takbir memang saat ini sudah dibolehkan untuk dirayakan. Hanya saja di beberapa desa itu justru malah membawa sound sistem besar. Bukan gema takbir yang dikumandangkan, mereka malah dangdutan. Kan ini yang salah, tidak mensyiarkan Islam,” sesal Didin.
Untuk bisa menciptakan suasana kondusif saat malam takbir, wakil rakyat dari Kecamatan Trangkil ini lantas meminta kepada tokoh-tokoh agama ataupun perangkat desa agar bisa memberikan arahan kepada warganya.
Begitupun dengan pihak kepolisan, Didin mendorong agar dapat memberikan situasi dan kondisi yang aman dan nyaman dengan menggencarkan patroli ke desa-desa selama malam takbiran nanti.
“Sehingga ini diperlukan kerja sama antar berbagai pihak yang ada di desa. Khususnya polisi, ini harus standby. Harus siap-siap mengamankan malam takbir, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan,” tambah politisi dari Partai Nasdem ini.
Disisi lain, Kapolresta Pati Kombespol Andhika Bayu Adhitama juga mengimbau kepada masyarakat agar merayakan malam takbir di desa masing-masing karena khawatir terjadi kericuhan.
“Kalau takbir boleh, tapi di dalam desa saja jangan sampai keluar desa. Nanti kalau ribut kami amankan, malah nangis-nangis minta diampuni,” tegas Kapolresta. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)