BLORA, Harianmuria.com – Bupati Blora Arief Rohman bertekad menjadikan Blora sebagai teras Kota Budaya di Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora berkomitmen untuk memajukan kebudayaan di wilayahnya.
“Kalau Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Kebudayaan ingin menjadikan Indonesia sebagai ibu kota kebudayaan dunia, kami bertekad Blora menjadi terasnya, yaitu teras kota budaya di Indonesia,” kata Arief Rohman dalam pembukaan Festival Blora: Se-Abad Pramoedya Ananta Toer (1925-2025) di Pendapa Bupati Blora, Kamis (6/2/2025).
Bupati berharap Blora tidak hanya sebagai tempat kelahiran Pramoedya Ananta Toer, tapi juga sebagai pusat literasi dan kebudayaan yang melahirkan generasi-generasi kreatif dan berdaya saing. “Setelah Festival ini, kami berharap geneasi muda untuk tidak hanya mengenang Pram, tetapi juga meneladani semangatnya dalam mengembangkan dunia sastra,” ujarnya.
Arief menambahkan, Pemkab menunjukkan komitmen untuk memajukan kebudayaan, salah satu upayanya dengan menyusun Peraturan Daerah (Peda) tentang Pemajuan Kebudayaan. Perda ini diharapkan akan dapat melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi kebudayaan yang ada di Blora.
Selain penyusunan Perda, Pemkab juga bersinergi dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo untuk menjajaki pembukaan kampus baru di Blora. “Semua upaya itu kami lakukan dengan serius untuk menggarap kebudayaan, kesenian, dan sastra di Blora,” jelas Arief.
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mendukung tekad Pemkab Blora untuk menjadi teras atau serambi budaya di Indonesia. Menurutnya, langkah itu sangat tepat mengingat kekayaan budaya yang ada di Blora, kota yang juga telah melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Pramoedya dan Mas Tirto Adisuryo.
Fadli Zon mengatakan Blora telah melahirkan seorang pujangga yang karya-karyanya abadi, tak lekang oleh waktu. Pram mengisahkan orang Blora dalam karya-karyanya, yaitu Mas Tirto Adisuryo. Dalam novel Pram, tokoh perintis pergerakan Indonesia yang bisa disebut Bapak Pers Indonesia itu dipersonifikasikan sebagai tokoh Minke.
“Karya dan pemikiran Pram menjadi dasar kuat bagi generasi muda agar terus melahirkan karya sastra, kesenian pada umumnnya,dan ekspresi-ekspresi budaya yang lain,” imbuh Fadli.
Anggota Yayasan Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer, berharap Blora menjadi daerah percontohan karena Pramoedya sudah membuat peta Blora dalam karya-karyanya. “Semoga Blora menjadi daerah percontohan karena petanya sudah dibuat oleh Pram sehingga akan gampang ditelusuri, dan didampingi oleh Sedulur Sikep nanti seniman dari mana-mana akan datang kemari,” tuturnya.
(BASUKI RAHARDJO –Harianmuria.com)