PATI, Harianmuria.com – Pembatasan kegiatan yang terjadi saat pandemi Covid-19 berlangsung membuat sektor kesenian ketoprak di Pati lesu dan mengalami penurunan. Namun kini kesenian ketoprak mulai bangkit kembali di tengah pagelaran sedekah bumi pada Minggu (4/5), di berbagai desa di Kabupaten Pati.
“Pasca pendemi, keberadaan grub ketoprak malah naik di Pati. Cuma pemain ketoprak malah banyak yang main di Rembang, walupun orang Pati juga ada,” ungkap Edy Kuswantoro, Pamong Budaya Disdikbud Pati.
Pihaknya mengungkapkan bahwa ketoprak yang ada di Kabupaten Pati sering disebut ketoprak pesisiran. Hal ini menjadi aset berharga dalam seni lokal Kabupaten Pati. Sebab ketoprak pesisiran asli Pati mempunyai karakteristik tersendiri. Oleh sebab itu, ketoprak tersebut sulit padam, bahkan ada peningkatan pasca pandemi Covid-19.
“Kalau ketoprak pesisiran beda dengan ketoprak lainnya, dari bajunya saja kelihatan. Jadi kondisinya naik terus, karena banyak yang mendatangkan juga,” imbuhnya.
Selain kesenian ketoprak, Edy menyebutkan bahwasanya juga ada kesenian lain yang juga mulai mengalami peningkatan drastis. Yakni pentas teater yang media keseniannya lebih modern melalui film pendek. Kesenian seperti ini dimotori langsung oleh grub teater Mina tani yang telah lama terbentuk di Pati.
“Kalau kesenian tetater selain grub ketoprak, itu ada teater Mina Tani. Disana mereka yang selama ini aktif membuat film pendek juga ada,” ujarnya.
Kedepan Ia mengharapkan keberadaan kesenian yang mulai mengalami perkembangan, dapat meningkatkan eksistensi Kabupaten Pati. Selain fokus utamnya melestarikan (nguri-nguri) budaya, kelompok kesenian juga sebagai simbol melimpah, dan terjaganya kesenian serta kebudayaan yang ada di Kabupaten Pati. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Harianmuria.com)