KENDAL, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP2PA) tengah menyiapkan pendirian Rumah Aman Kartika, pusat layanan terpadu untuk melindungi keluarga rentan, perempuan, dan anak.
Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap tingginya kasus perceraian, pernikahan dini, kekerasan terhadap perempuan dan anak, pekerja migran, serta stunting yang masih menjadi tantangan serius di wilayah Kendal.
Rumah Aman Kartika – akronim dari Keluarga Amanah, Rukun, Tangguh, Inspiratif, Penuh Kasih, dan Adaptif – akan menjadi ruang layanan terpadu yang menyediakan perlindungan fisik dan psikologis, pendampingan hukum dan kesehatan, layanan psikososial, edukasi keluarga, hingga pemberdayaan sosial dan ekonomi.
“Pemerintah memandang perlu adanya pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan. Rumah Aman Kartika akan menjadi ruang aman sekaligus pusat pemulihan dan pemberdayaan,” ujar Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari, Rabu, 9 Juli 2025.
Bupati yang akrab disapa Tika meyakini, kehadiran Rumah Aman Kartika akan memperkuat peran keluarga dan komunitas dalam pencegahan kekerasan serta percepatan penurunan stunting di Kendal.
“Tempat ini tidak hanya menjadi selter, tapi juga ruang pemulihan yang memberdayakan,” tegasnya.
Untuk memastikan pelayanan optimal, Pemkab Kendal telah membentuk Tim Pengelola Rumah Aman Kartika yang melibatkan unsur pemerintah daerah, tenaga medis, psikolog, pendamping sosial, aparat penegak hukum, serta para pemangku kepentingan lainnya.
“Sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan Rumah Aman Kartika ke depan,” imbuh Bupati Tika.
Ketua Tim Pengelola Rumah Aman Kartika, Nattaya Kaneza, menyampaikan bahwa lokasi Rumah Aman Kartika berada di Jalan Pemuda, Kendal, dan rencananya akan soft opening pada 28 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kendal.
“Masyarakat bisa menyampaikan aduan langsung ke Rumah Aman. Kami siapkan layanan lengkap dengan dokter, psikolog, dan pendamping sosial,” ujar Nattaya, yang juga merupakan putri dari Bupati Kendal.
Ia menegaskan bahwa Rumah Aman akan terbuka untuk menangani berbagai persoalan, mulai dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, kasus stunting, hingga permasalahan yang dialami pekerja migran asal Kendal.
(ARVIAN MAULANA – Harianmuria.com)