DPRD Jepara Sutrisno Lakukan Monitoring Pemasangan Rambu Evakuasi Rawan Bencana

MONITORING: Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Sutrisno saat melakukan monitoring pemasangan rambu jalur evakuasi di Desa Mayong Kidul. (Tomi/Harianmuria.com)

MONITORING: Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Sutrisno saat melakukan monitoring pemasangan rambu jalur evakuasi di Desa Mayong Kidul. (Tomi/Harianmuria.com)

JEPARA, Harianmuria.com – Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Sutrisno melakukan monitoring pemasangan rambu evakuasi rawan bencana di Desa Mayong Kidul, Kecamatan Mayong, Jepara, Kamis (25/5).

Anggota DPRD Jepara, Sutrisno mengatakan dengan adanya pemasangan rambu-rambu ini, diharapkan dapat menjadi peringatan kepada masyarakat. Sehingga nantinya masyarakat siaga apabila terjadi bencana alam dan dapat mengurangi resiko jumlah korban.

“Kami pastinya berharap dengan dipasangnya rambu-rambu tersebut, masyarakat dapat mengetahui jalur evakuasi dan titik lokasi aman apabila terjadi bencana,” katanya.

Ia juga menjelaskan, daerah rawan bencana adalah kawasan yang sering berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Sedangkan jalur evakuasi didesain untuk mobilisasi penduduk dari ancaman bahaya ke tempat yang lebih aman.

“Kalau di sini (Mayong Kidul-red) biasanya bencananya banjir dari hasil luapan sungai,” ujarnya.

Sutrisno juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan di area sungai. Hal ini dilakukan agar sampah tidak menyumbat aliran air dan mengakibatkan banjir saat musim hujan tiba.

“Ini juga ada pemasangan rambu larangan membuang sampah sembarangan, diharapkan masyarakat dapat mematuhinya,” imbuhnya.

Kalakhar BPBD Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto mengatakan bahwa pada 2023 pemasangan rambu jalur evakuasi dilakukan di dua tempat, yaitu di Desa Somosari, Kecamatan Batealit, dan Desa Mayong Kidul, Kecamatan Mayong, Jepara. Langkah preventif ini dilakukan karena tingginya resiko bencana yang mengintai pemukiman di dua desa tersebut.

“Tahun ini ada dua desa, di Desa Simosari karena di sana rawan longsor dan di Desa Mayong Kidul karena rawan banjir,” katanya.

Setidaknya di kedua desa tersebut terdapat 12 titik tanda jalur evakuasi yang dipasang. Sementara untuk titik kumpul, berada di 3 titik masing-masing desa tersebut. Selain itu, ada juga rambu larangan buang sampah dan papan informasi.

“Jumlah keseluruhan ada 34 rambu, 16 di Simosari dan 18 di Desa Mayong Kidul. Untuk titik kumpul di Desa Simosari berada di Gedung TPQ, Madrasah, dan Masjid, sedangkan kalau di Desa Mayong Kidul berada di Masjid semua,” imbuhnya.

Arwin berharap pemasangan tanda-tanda tersebut dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi dan menghindarkan diri dari bencana. Dengan demikian, korban yang ditimbulkan dapan diminimalisir hingga sekecil mungkin. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Harianmuria.com)

Exit mobile version