JAKARTA, Harianmuria.com – Beberapa hari belakangan ini, tagar #kaburajadulu ramai diperbincangkan para warganet di berbagai kanal media sosial. Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya pun mengkritisi dan mempertanyakan nasionalisme orang-orang yang menggaungkan tren #kaburajadulu.
Tren itu disebut sebagai ungkapan kekecewaan warga negara Indonesia (WNI) yang ingin kabur dari Indonesia, lantaran kecewa melihat berbagai persoalan seperti ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri yang dianggap makin carut-marut, termasuk soal pemangkasan anggaran.
Menanggapi tren tersebut, Willy mengutip perumpaan bahwa rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Ia juga mengingatkan soal kebangkitan dan kemajuan Korea Selatan dan negara-negara di Eropa seperti saat ini tak lepas dari kinerja para diasporanya.
“Kita bisa belajar bagaimana Korea bangkit. Industri mereka itu tidak terlepas dari orang-orang Korea yang belajar di luar negeri dan ketika negara yang mulai bersiap membangun industrinya mereka semua diundang. Jadi diaspora itu penting,” kata Willy selepas rapat dengar bersama Menteri Hukum di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Willy berharap masyarakat Indonesia dapat mencontoh keberhasilan Korea dan negara-negara Eropa, yang tak lepas dari peran diaspora. “Mereka menjadi ujung tombak dalam proses pembangunan negaranya, menjadi ujung tombak dalam citra negaranya, menjadi duta-duta besar yang tersebar di mana-mana. Jadi saya pikir kita harus belajar, kita harus edukasi,” ungkapnya.
Willy kemudian mempertanyakan sikap dan semangat patriotisme dan nasionalisme para pemuda-pemudi Indonesia di tengah menggemanya tren #kaburajadulu. Ia mengingatkan bahwa Indonesia menjadi tempat lahir dan tempat tinggal mereka dan keluarga.
“Untuk kemudian mencari kehidupan yang layak itu, di mana saja bisa. Tapi kemudian bagaimana spirit patriot kita, atau maju-mundurnya bangsa ini. Kita lahir di sini, sanak famili kita di sini. Tentu menjadi kewajiban moral kita, apalagi bagi orang-orang yang memiliki kredibilitas, memiliki ilmu pengetahuan,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa membangun bangsa negara tidak hanya dilakukan oleh pemerintah atau presiden saja. namun, hal itu juga menjadi tanggung jawab seluruh warganya.
“Siapa yang membangun negara bangsa ini? Tanggung jawab kita lah bersama-sama. Tidak bisa hanya tanggung jawab segelintir orang atau pemerintah saja. Kalau bicara hal yang sempurna, tiak ada yang sempurna. Tapi sekali lagi, enggak usah baper,” sergahnya.
(YUYUN HU – Harianmuria.com)