JAKARTA, Harianmuria.com – Kementerian Agama (Kemenag) merilis e-book Bimbingan Manasik Haji dan Umrah. Buku elektronik ini bisa diakses secara digital melalui gawai atau ponsel pintar.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, e-book ini diharapkan memudahkan jemaah Indonesia dalam mengakses panduan pelaksanakan ibadah haji.
“Kami sengaja hadirkan versi e-book untuk memudahkan akses jemaah melalui ponsel mereka,” ujar Menag dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (14/3/2015).
Menag mengungkapkan, buku digital tersebut tidak hanya memuat aspek fikih haji dan umrah seperti rukun, wajib, sunah atau hal teknis lainnya. Lebih jauh lagi, e-book ini juga menjelaskan hikmah di balik simbol-simbol haji yang sarat makna berlapis.
e-Book Bimbingan Manasik Haji dan Umrah ini terdiri dari empat bagian, yaitu: 1) doa dan zikir haji dan umrah; 2) penjelasan makna spiritual ibadah haji; 3) infografis manasik haji; dan 4) tuntunan manasik haji.
“Pemahaman yang menyeluruh ini diharapkan dapat mengantarkan jemaah kepada pesan spiritual kesakralan ibadah haji,” ujar Menag..
Ia mencontohkan, e-book manasik ini menjelaskan pesan spiritual berpakaian ihram saat wukuf di Arafah. Ini membawa pesan tentang persamaan dan kejujuran. Semua atribut, baik pangkat, jabatan, kebangsawanan, kesarjanaan dan kekayaan, berguguran. Tinggalah seorang diri sebagai manusia lemah tanpa daya di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
“Setiap jemaah haji perlu memahami makna simbolik dan sekaligus memaknai secara sufistik di balik simbol-simbol haji. Dengan cara itu, akan terjadi perubahan mendasar di dalam diri jemaah,” tutur Menag.
“Inilah yang mampu menghadirkan haji mabrur, sebuah kualitas haji yang menjadi idaman bagi para hujaj, yang akan berdampak kebaikan yang besar sepulang menunaikan ibadah haji,” sambungnya.
Menag berharap, buku digital manasik ini dapat membantu setiap jemaah haji meningkatkan pemahamannya tentang ibadah haji dari aspek fiqhiyah sekaligus memahami simbol filosofis manasik, serta menghayatinya secara sufistik. Sehingga, setiap detik perjalanan haji akan didapati makna spiritualitas yang akan memberi bobot haji mabrur.
Hal senada disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief. Menurutnya, e-book ini dihadirkan sebagai panduan manasik bagi jemaah.
“Harapannya, mereka dapat memahami dan membekali dirinya serta memiliki kemandirian dalam pelaksanaan ibadah haji,” katanya.
Hilman menjelaskan, Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengatur bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan ibadah haji adalah mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Menurutnya, tim penyusun telah melakukan penyempurnaan naskah dan referensi, pembahasan fikih dan manasik haji serta solusi permasalahan berdasarkan pada pengalaman penyelenggaraan haji pada tahun-tahun sebelumnya, termasuk menghadirkannya dalam format buku digital.
“Tim juga melakukan pembaharuan terkait berbagai kebijakan yang diberlakukan khususnya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina berdasarkan pada permasalahan yang muncul pada operasional haji periode-periode sebelumnya,” tuturnya.
Hilman menambahkan, buku digital manasik ini memberikan pilihan-pilihan hukum serta argumentasi yang melatarbelakanginya. Dalam beberapa kasus, jemaah diarahkan untuk menempuh solusi hukum/fikih yang memberikan kemudahan/keringanan bagi jemaah lansia, sakit, risiko kesehatan tinggi (risti), serta penyandang disabilitas.
“e-Book ini dilengkapi juga dengan pembahasan filosofi haji sehingga jemaah dapat menangkap pesan dari setiap rangkaian ibadah haji. Harapannya, jemaah dapat memaknai setiap langkah ibadah serta membawa perubahan mendasar pada akhlak dan perilakunya sepulang dari pelaksanaan ibadah haji,” tandasnya.
(SUBEKAN – Harianmuria.com)