JAKARTA, Harianmuria.com – Pemerintah akan menghentikan sementara penyaluran bantuan sosial (bansos) beras untuk 16 juta masyarakat kurang mampu.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan penghentian sementara itu dilakukan karena pemerintah akan menggeser anggaran Bantuan Pangan Rp 16,6 triliun terlebih dulu untuk Perum Bulog. Anggaran akan digunakan untuk menyerap 3 juta ton beras dari petani.
Arief Prasetyo Adi mengungkapkan penundaan bantuan pangan dalam bentuk beras Program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bertujuan untuk membantu penyerapan hasil panen raya petani.
Arief menegaskan bahwa kebijakan ini merupakah arahan langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto.
“Untuk membantu menyerap (gabah kering) panen petani dengan harga Rp 6.500. Jangan kita gelontorin terus, nanti harga gabahnya turun lagi,” ujar Arief di Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Pemerintah, kata dia, saat ini sedang bercita-cita untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui penyerapan gabah kering petani dengan harga Rp 6.500 per kg.
“Padahal kita lagi cita-citanya petani itu mau supaya dapet Rp 6.500,” kata Arief.
Penundaan bantuan pangan tersebut, menurut dia, kemungkinan hingga panen raya petani selesai.
“Jadi selama panen raya atas rapat koordinasi terbatas (rakortas) terakhir itu kita hold dulu bantuan pangan. Sampai panennya selesai, panen raya sampai April ya mungkin,” ujar Arief.
Sebagai informasi, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan bantuan pangan yang sebelumnya sudah disiapkan oleh pemerintah dalam bentuk beras Program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan kembali disalurkan setelah panen raya.
Zulhas ditemui usai acara Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Selasa (4/2/2025), menyampaikan hal tersebut dilakukan pemerintah untuk mencegah harga jual gabah di level petani turun.
Menurut dia, penundaan bantuan pangan tersebut diterapkan mengingat musim panen raya pada tahun ini lebih awal, yakni pada bulan Februari, Maret, dan April.
Menko Zulhas menyampaikan dari panen tersebut harga jual gabah yang mesti diperoleh oleh petani yakni Rp 6.500.
Lebih lanjut, pihaknya akan menggelar rapat distribusi bantuan pangan setelah panen raya selesai.
Zulhas juga menyatakan bakal mencopot pimpinan Bulog di level kabupaten apabila tidak melakukan penyerapan gabah petani dengan harga yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar Rp 6.500 per kg. (Lingkar Network – Harianmuria.com)