Harianmuria.com – Meskipun ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharam, namun ada satu hari dimana masyarakat muslim Indonesia seringkali memperingatinya dengan sebutan lebaran anak yatim. Yakni tanggal 10 Muharam atau hari asyura yang bertepatan pada 8 Agustus 2022.
Lebaran atau hari raya sendiri diidentikkan dengan suasana bersuka cita dan menebar kebahagiaan. Sehingga apabila ada sebutan lebaran anak yatim tidak lain dengan maksud agar pada saat hari tersebut dirayakan, orang-orang dapat membagikan kebahagiaannya dengan para anak yatim terutama yang membutuhkan.
Kembali pada tradisi lebaran anak yatim atau idul yatama, tidak sedikit daerah di dalam maupun luar Jawa Tengah turut menerayakannya. Seringkali pengajian dipersiapkan dengan sedemikian rupa dengan mendatangkan mubaligh maupun penceramah ternama agar kemeriahan pengajian semakin terasa. Namun acara kemeriahan tersebut tidak lain bertemakan tanda santunan kepada anak yatim.
Namun tidak menutup kemungkinan perayaan lebaran anak yatim dilakukan dengan cara sederhana. Ada juga beberapa daerah melakukan acara tersebut dengan pengajian atau kajian agama di masjid atau tempat majlis. Kembali lagi, segala acara tersebut tidak lain untuk membagi kebahagiaan atas anak-anak yatim yang membutuhkan uluran tangan.
Bulan Muharam mengandung banyak kemuliaan tidak hanya pada anjuran melakukan puasa asyura (10 Muharam). Penjelasan tentang bulan muharam pernah ditulis oleh KH Sholeh Darat mengenai puasa hari asyura dan anjuran mengusap kepala anak yatim pada saat itu. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.
Ada juga hadis tentang menyantuni anak yatim dan mengusap kepalanya ini, “Siapa orang yang menyusap kepala anak yatim (menyantuni/menyayangi) pada hari Asyura (10 Muharram), maka Allah akan angkat derajatnya sebanyak rambut anak yatim tersebut yang terusap oleh tangannya” (Hadis ke 212 dari kitab Tanbih al-Ghafilin).
Selain itu ada juga yang menjelaskannya dalam redaksi lain, “Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim dengan tangannya pada hari ‘Asyura maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan setiap rambut yang diusap. (Riwayat Al-Samarqandi)
Sayangnya hadis dan dasar hukum yang digunakan dalam menyebut lebaran anak yatim ini dhaif atau lemah. Sehingga seringkali terjadi perdebatan mengenai kebolehan umat muslim dalam merayakannya.
Meskipun demikian, di luar dari adanya perbedaan pendapat mengenai lebaran anak yatim yang dilakukan di hari asyura (10 Muharam), terdapat makna lebih menting dari itu, yaitu keutamaan berbagi dan saling menyayangi.
Sebab pada hakikaynya, lebaran tersebut dimaksudkan tidak lain untuk mengingatkan kembali pentingnya berbagi kebahagiaan kepada orang yang membutuhkan seperti anak yatim. Mengingat mereka sejak kecil memiliki kisah yang berbeda jika dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh dengan orangtua utuh. (Lingkar Network – Harianmuria.com)