BLORA, Harianmuria.com – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Blora membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi ini memaksa warga harus rela mengantre demi mendapatkan air bersih di sumber-sumber air.
Warga juga saling berebut saat bantuan air bersih didistribusikan oleh pemerintah. Seperti terlihat di Dukuh Jasem, Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora. Sejak pagi hingga malam hari, warga berjejer dengan membawa jerigen dan ember untuk mengisi air bersih dari tangki yang disediakan.
Sumur-sumur di sekitar pemukiman telah mengering, sehingga warga terpaksa mengambil air di dukuh sebelah yang jaraknya sekitar satu kilometer.
“Kami sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Setiap hari harus antre dari pagi,” ungkap salah seorang warga bernama Agus, Selasa, 13 Agustus 2024.
Kondisi serupa juga terjadi di Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Ketersediaan air di PAMSIMAS sangat terbatas, akibat sumber air baku yang mengering.
Menanggapi situasi ini, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Blora, Surat, telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk melakukan droping air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan.
“Sejak akhir Juli lalu, kami bersama BBWS Pemali Juana telah menyalurkan 26 tangki air bersih ke warga. Kami akan terus melakukan droping air bersih sesuai dengan pengajuan dari desa,” jelas Surat.
Surat mengungkapkan, bahwa puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Agustus. Meskipun beberapa wilayah sudah mengalami hujan, namun curah hujannya masih belum merata.
“Kami berharap musim kemarau tahun ini tidak berkepanjangan seperti tahun sebelumnya. Kami berkomitmen untuk terus melakukan droping air bersih hingga musim hujan tiba,” tegas Surat. (Lingkar Network | Hanafi – Harianmuria.com)