SEMARANG, Harianmuria.com – Puluhan nasabah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Walisongo menggeruduk kantor pusat BMT tersebut di Jalan Papandayan Inpres, Kota Semarang. Mereka menuntut kepastian pencairan uang simpanan mereka yang sejak satu tahun terakhir tidak bisa dicairkan.
Salah satu nasabah Sri Utami menuturkan, permasalahan tersebut terjadi sejak sebelum Ramadan tahun lalu. “Jadi sudah sekitar satu tahun ini nasabah tidak dapat mengambil uang tabungan,” ujar nasabah asal Kalilangse, Kecamatan Gajahmungkur itu.
Menurut Sri, selama setahun tersebut, nasabah hampir setiap hari datang ke kantor BMT Walisongo di Papandayan untuk meminta kejelasan. Namun, pihak BMT selalu menjawab tabungan nasabah tidak bisa dicairkan karena tidak ada dana.
“Mereka selalu menjawab tidak ada uang karena ada kredit macet. Ini sudah setahun alasannya sama. Lalu bagaimana nasib kami, kan juga butuh uang yang kami simpan di situ,” sergahnya.
Ia mengungkapkan, nasabah BMT Walisongo rata-rata pelaku UMKM, termasuk dirinya. Mereka menyimpan dana dalam bentuk tabungan maupun deposito.
Sri menyebut rata-rata pelaku UMKM itu menyimpan dana hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, rekannya pengusaha krupuk menyimpan dananya sebanyak Rp2 miliar, yang hingga kini tidak bisa dicairkan.
Selain Sri, ketiga anaknya pun punya tabungan di BMT Walisongo. Ia mempunyai pertimbangan menabung di sana karena lokasinya dekat dan prosesnya mudah. Sebelumnya, lanjut Sri, selama bertahun-tahun dirinya tidak pernah mengalami kesulitan dalam menarik tabungan.
“Selama setahun ini, pimpinan pusat tidak pernah menemui kami. Saat datang meminta kejelasan hanya di loket, terus dilempar ke kantor pusat sini. Begitu terus. Padahal kami butuh penjelasan yang gamblang dari pimpinan BMT,” tandasnya.
Sri menegaskan, para nasabah hanya ingin uang mereka kembali. Staf BMT selalu menjanjikan nasabah akan dipertemukan dengan pimpinannya, tetapi hingga saat ini janji itu tidak dipenuhi.
“Kami butuh kepastian, penjelasan macetnya di mana. Kalau memang tidak ada uang, terus uang yang kami tabung itu ke mana. Masa mau ambil uang kami sendiri sampai ngemis-ngemis,” tukasnya.
Para nasabah saat ini masih belum memikirkan untuk membuat laporan kepada pihak berwajib terkait kasus tersebut. Mereka masih menunggu realisasi janji oleh salah satu staf BMT bahwa mereka bisa bertemu pimpinan pusat sebelum Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dijadwalkan pada 8 Maret 2025.
Ketika dimintai tanggapannya terkait permasalahan tersebut, staf BMT Walisongo menolak memberikan keterangan kepada awak media.
(RIZKY S – Harianmuria.com)