REMBANG, Harianmuria.com – Warga Dusun Sekararum, Desa Sekarsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang memiliki cara unik untuk menggelar acara sedekah bumi. Umumnya, sedekah bumi hanya berlangsung selama sehari dengan pertunjukan hiburan dari seniman. Namun, di dusun tersebut acara kesenian berlangsung selama 11 hari.
Tradisi tahunan sedekah bumi yang dikemas dalam Festival Nginguk Githok 2022 resmi dibuka pada 25 Juni 2022 di Lapangan Sekararum. Seremoni pembukaan menampilkan kesenian rakyat barongan, Tari Orek-Orek, Bambangan Cakil, Perkusi Bambu, band, dan Keroncong.
Menurut Ketua Panitia Nginguk Githok Fest 2022, Lulu Sholichin, Kamis (30/6) menyampaikan bahwa, pada perhelatan kali ini, mengangkat tema Sri Rejeki. Nginguk Githok tahun ini berusaha kolaborasi gagasan tentang kehidupan ditunjang dari aktivitas perekonomian sehari-hari dari cara-cara yang konkret hingga yang gaib.
Rutan Rembang Jalin Kerjasama dengan Fakultas Hukum UMK
“Sri Rejeki dipilih sebagai judul sebagai representasi spirit mendatangkan rejeki dari dan untuk kampung,” tuturnya.
Nginguk Githok, lanjutnya, merupakan upaya rekontekstualisasi tradisi tahunan sedekah bumi di Dusun Sekararum. Acara ini diinisiasi oleh Komunitas Kampung SKRM Squad dan Kolektif Hysteria sejak tahun 2018 dengan menggarap isu budaya di kampung.
Selanjutnya, pada tahun 2019 mengambil tema memutar giling atau memanggil balik warga kampung untuk pulang. Setelah itu acara ini ditiadakan ketika pandemi Covid-19.
“Tahun 2022 Nginguk Githok kolaborasi aneka ragam cara warga memenuhi kebutuhan pangan,” imbuhnya.
Nginguk Githok Fest 2022 menampilkan lebih dari 30 seniman dari 6 kota di Indonesia. Mereka akan kolaborasi dalam bentuk pertunjukan, screening film, forum, workshop, musik dan pameran di acara yang digelar selama 11 hari di 6 lokasi.
“Acara digelar selama 11 hari di enam tempat,” tandasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Harianmuria.com)