REMBANG, Harianmuria.com – Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang terkenal memiliki buah duku yang bernama Duku Woro. Terdapat satu event menarik yang sengaja digelar untuk mempromosikan potensi desa itu.
Jarak Desa Woro dengan pusat kota Rembang berkisar 23 kilometer. Untuk menuju ke sana, pengunjung dapat menyusuri jalan pantura berbatasan dengan pantai yang menyajikan pemandangan indah.
Setelah masuk wilayah Desa Woro, pengunjung akan disambut keramaian di sekitar lapangan sepakbola. Di sanalah titik gelaran event bertajuk Moro Woro IV, semacam kegiatan yang sengaja dibuat oleh Desa sebagai wadah mengenalkan segala potensi.
Supriyadi, Ketua Panitia sekaligus tokoh di Woro menceritakan bahwa ada keterlibatan seluruh Rukun Warga (RW) dengan mengisi semua stand di lokasi. Hal ini sesuai dengan semangat Moro Woro yang dicetuskan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tahun 2018 lalu, yakni untuk mempromosikan hasil bumi di Woro.
Ki Supri yang juga Dalang ini mengaku setiap tahun berupaya berinovasi di Moro Woro. Harapannya, event tahunan ini selalu dinanti oleh banyak orang. Melihat konsistensi Moro Woro, Ki Supri berharap pasar desa dapat menjual hasil bumi Woro sehingga memberikan dampak peningkatan ekonomi warga.
“Pasar ini kita branding menjual hasil bumi Woro. Itu PR kita bersama, sehingga harapannya Woro bisa keluar dari kemiskinan ekstrem,” ujarnya, Minggu (19/3).
Banyak pedagang menjajakan berbagai produk, termasuk buah-buahan seperti durian, duku dan alpukat, dan tak ketinggalan pete yang merupakan produk dari Desa Woro. Tak sedikit pengunjung yang berbelanja di stand- stand perwakilan tiap RW. Dagangan warga pun laris manis, meskipun cuaca saat itu terik sekali.
Selain pasar desa, para pengunjung juga disuguhkan arak-arakan gunungan durian, pete, beberapa sayuran yang ditandu dan digiring jajaran Pemerintah Desa dan warga. Menariknya, belum sampai gunungan diturankan, para pengunjung sudah berebut durian, duku, alpukat dan lainnya.
Kesenian barongan, tarian khas Rembang Orek-orek juga ditampilkan sebagai hiburan pembuka. Ditambah aksi pamungkas dari Dalang cilik asal Woro, Narendra Abdul Latif yang baru duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD).
Kesenian dan kearifan lokal ini turut mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Rembang. Wakil Bupati Rembang Mochammad Hanies Cholil Barro’ mengungkapkan bahwa Moro Woro penting untuk diselenggarakan. Mengingat potensi Desa memang harus terus dipublikasikan atau dipromosikan.
Wabup berharap, Woro dengan segala potensi hasil buminya bisa mendorong beralihnya status desa miskin ekstrem menjadi desa yang mandiri. Termasuk permasalahan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang baru saja mendapat bantuan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 10 unit.
“Kita pemerintah kabupaten juga ikut mendorong, semoga Desa Woro ini bisa lebih baik lagi. UMKM, usahanya terus tumbuh, kesenian dan komoditas perkebunannya bisa terus tumbuh , andalannya duku dan durian semoga bisa tumbuh dengan baik, ” tandasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)