KUDUS, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kudus memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah tidak layak huni (RTLH) dan memberikan bantuan kemanusiaan.
“Anggaran di Pemkab Kudus tentunya berdasarkan perencanaan tahun sebelumnya. Sehingga rumah warga yang tidak layak huni baru diketahui tahun ini tentunya tidak bisa dibantu dengan anggaran pemkab,” kata Bupati Kudus M. Hartopo di sela-sela menyerahkan bantuan RTLH di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus pada Senin, 19 Juni 2023.
Bupati Hartopo mengatakan, Pemkab Kudus menggandeng Baznas yang bisa mengeluarkan anggaran secara insidental karena kebetulan rumah salah seorang warga Desa Kaliputu rusak parah dan atapnya juga jebol karena kayunya mulai lapuk.
Ia mengakui bantuan renovasi rumah milik Noval Hari Sulistyo dan Supeno belum mencukupi untuk merenovasi rumahnya yang roboh. Untuk itu, pihaknya meminta adanya sinergi antara pemangku wilayah dan masyarakat setempat untuk membantu membangun kembali rumah yang tidak layak huni tersebut.
“Harapan kami, sinergi terjalin antara camat, kades, dan swadaya masyarakat untuk bersama membantu meringankan beban saudara kita,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Kudus Noor Badi mengungkapkan bahwa bantuan yang diberikan kepada korban rumah roboh atas nama Noval Hadi Sulistyo sebesar Rp 17,5 juta. Sementara bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada Mbah Supeno sebesar Rp 500 ribu yang akan diberikan tiap bulannya selama satu tahun, dengan total Rp 6 juta.
Pada tahun 2023, terdapat program bantuan bedah rumah warga yang tidak layak huni untuk 10 unit rumah. Sedangkan nilai bantuannya sebesar Rp 17,5 juta.
Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat meringankan beban penerima manfaat dalam memperbaiki rumahnya yang roboh.
“Kami komitmen akan terus bersinergi dengan Pemkab melalui pentasyarufan ZIS,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Desa Kaliputu, Widyo Pramono mengakui sebelum rumah warganya itu roboh, sudah diajukan untuk mendapatkan program bantuan RTLH. Namun, pada awal Januari 2023 ternyata sudah roboh.
“Kami memang tidak memiliki anggaran bedah rumah, sehingga kami carikan bantuan dari masyarakat dan terkumpul hingga Rp 5 jutaan. Sedangkan biaya pembangunan rumah baru berkisar Rp 20-an juta, sehingga dimungkinkan mencukupi,” ujarnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)