GROBOGAN, Harianmuria.com – Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Grobogan Sunanto menyarankan para petani untuk melakukan penanaman kacang hijau paska panen saat ini. Hal itu, dapat menjadi upaya atau alternatif petani untuk tetap bisa produktif dari hasil pertanian sembari menunggu MT-1.
Menurutnya, tanaman kacang hijau tak memerlukan banyak air dalam pertumbuhannya. Selain itu, masa tanam kacang hijau terbilang pendek.
“Sehingga, petani tidak ketinggalan saat datang MT-1 nantinya,” kata Sunanto, Jumat, 19 Juli 2024.
Lebih lanjut, Sunanto memaparkan kondisi lahan di kabupaten Grobogan terbagi menjadi dua, yakni lahan berstatus tadah hujan dan lahan irigasi.
“Prakteknya, penanaman dari kedua lahan itu, harus dibedakan. Sehingga, kedua jenis lahan itu dapat menghasilkan panen maksimal,” jelasnya.
“Dari luas lahan 140 ribu hektar area persawahan di Grobogan, wilayah timur kota merupakan sawah tadah hujan, sementara di wilayah barat sawah irigasi,” imbuhnya.
Namun sejauh ini, sambung Sunanto, masyarakat khususnya di wilayah timur cenderung lebih cerdas dalam metode penanaman mengingat minimnya kondisi air.
“Diantara bantuan pemerintah yang digelontorkan di wilayah timur antara lain adalah sumur tampung, atau sumur pantek. Sumur tersebut dapat dimanfaatkan warga untuk lakukan penyiraman,” ujarnya.
Salah satu solusi yang dapat ditawarkan pemerintah untuk mengatasi kendala gagal panen adalah dengan mengasuransikan lahan.
“Dari asuransi senilai Rp 180 ribu perhektar, masyarakat dapat memperoleh uang Rp 6 juta perhektar. Dari angka tersebut pun pemerintah sudah memberikan subsidi sehingga masyarakat hanya dibebani Rp 36 ribu perhektarnya,” jelas Nanto.
Sejauh ini, tambah Sunanto warga yang mengikuti asuransi usaha tani masih minim sekali, sehingga ketika terjadi puso, pemerintah cukup kesulitan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat.(Lingkar Network | Eko Wicaksono – Harianmuria.com)