PATI, Harianmuria.com – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) melalui bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) turut mendampingi forum anak Kabupaten Pati di kegiatan Car Free Day Pati
Kesempatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam menyambut peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli mendatang. Sri Yatun selaku Sekretaris Dinsos P3AKB Kabupaten Pati mengungkapkan bahwa dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pengenalan kembali terhadap permainan-permainan tradisional untuk anak-anak.
“Ini kebetulan pengenalan permainan anak, agar anak-anak kembali ke jiwa anak-anaknya karena sekarang kan cenderung ke digital. Nah, ini kita kembalikan bahwasanya anak-anak ini punya waktu untuk bermain-main dan tidak hanya sekadar digital tapi juga dapat lebih mengenal lingkungannya, bisa bergaul, dan kolaborasi dengan anak-anak yang lain,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela kegiatan acara forum anak, Minggu (17/7).
Lingkar Media Group Sebagai Media Patner dalam Car Free Day Pati, Menyediakan Kopi Gratis
Dalam kegiatan itu, Dinsos P3AKB mengenalkan permainan sunda manda, main karet atau lompat tali untuk melatih motorik, melatih kerjasama, kepedulian terhadap temannya, dan melatih kekompakan.
Menurut penjelasan, kegiatan tersebut dapat diikuti oleh anak-anak usia 6 sampai 18 tahun. Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga dijadikan sosialisasi terhadap eksistensi forum anak yang memiliki tugas 2P yaitu pelapor dan pelopor.
Secara rinci, pelapor yang dimaksud yakni apabila terjadi kekerasan terhadap anak-anak diharapkan dapat melaporkan segala hal yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak melalui berbagai macam saluran yang telah disediakan oleh negara. Sedangkan maksud dari pelopor yakni anak-anak diharapkan dapat memulai aksi atau kontribusi positif dan sebagai agen perubahan.
“Harapannya, kegiatan ini dapat membentuk karakter anak supaya dia merasa peduli dan tanggap terhadap sesuatu secara tepat. Jadi tidak hanya secara digital saja, sekarang kita mengalami keprihatinan ya karena sudah ketergantungan dengan gadget jadi terhadap lingkungan nyata itu anak-anak tidak peduli,” tuturnya.
Dengan adanya forum anak ini, pihaknya menyebut bisa memberikan wadah terhadap anak-anak untuk menyampaikan apa-apa yang menjadi pemikirannya, juga bisa menjadi wadah untuk menurunkan angka kekerasan. (Koran Lingkar | Ika Tamara Dewi – Harianmuria.com)