PATI, Harianmuria.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Mansajul Ulum yang berada di Desa Cebolek Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati menggelar Pengajian Umum dan Gema Sholawat untuk memperingati haul Nyai Hj. Salamah pada Selasa, 12 Juli 2022. Kegiatan yang juga dihadiri oleh KH. Mustofa Bisri, Habib Hasan Al Musawa, Bupati Pati Haryanto, dan Komisaris Utama Lingkar Media Group Agus Sunarko tersebut ditayangkan live oleh Lingkar TV.
Pengasuh Ponpes Mansajul Ulum, KH. Liwa’udin Najib, mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan yang hadir dalam Haul Nyai Hj. Salamah yang ke-20.
“Alhamdulillah wa syukurilah, pada malam hari ini kita bisa mengikuti pengajian dalam rangka Haul Nyai Hj. Salamah yang ke-20. Mudah-mudahan kedatangan kalian semua mendapat ridho dari Allah SWT dan mendapat berkah dan fadilah dari para syeh, para kyai, dan habib yang malam ini datang dalam majelis ini,” ungkapnya dalam bahasa Jawa halus.
Sementara menurut Bupati Pati Haryanto yang malam itu hadir, kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati haul Nyai Hj. Salamah bukanlah sesuatu yang berlebihan. Pasalnya, dengan adanya haul dapat menjadi pengingat tentang jasa besar yang telah diberikan Nyai Hj. Salamah dalam mengasuh Ponpes.
“Beliau (Nyai Hj. Salamah) telah melahirkan putra-putri yang saat ini telah mengasuh pondok pesantren, yang telah mendidik anak-anak kita, yang telah mendidik generasi-generasi kita, yang telah mengembangkan, khususnya di bidang pendidikan ilmu keagamaan dan lain-lain. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan manakala tiap tahun diperingati,” ujar Bupati.
Ia menambahkan, peringatan haul merupakan bentuk kesalehan putra-putri maupun keluarga besar Nyai Hj. Salamah.
“Kegiatan ini mengajarkan kita untuk tetap taat kepada guru kita, orang tua, dan para sesepuh. Ini merupakan bagian dari memberikan pelajaran yang berharga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ikut ngayuh bagyo. Mudah-mudahan dengan selalu diperingati, para penerus tidak lupa jerih payah orang tua yang telah membesarkan kita hingga bisa seperti ini,” tuturnya.
Sementara di mata KH. Mustofa Bisri, almarhumah Nyai Hj. Salamah dikenalnya sebagai sosok wanita yang lemah lembut dan tawadhu. Menurutnya, peringatan haul yang dilaksanakan merupakan hal yang baik. Ia juga menegaskan tidak ada kyai besar, kecuali di belakangnya ada seorang nyai.
“Biasanya yang dirayakan haulnya itu para kyai, tapi baru kali ini saya tahu yang dihauli adalah seorang nyai. Sebelumnya saya juga pernah datang pada acara haul Siti Fatimah, putri dari kanjeng Nabi Muhammad SAW,” terang kiai kharismatik yang terkenal dengan sebutan Gus Mus.
Ia merasa sangat beruntung bisa ikut dalam haul Nyai Hj. Salamah. “Jadi saya tahu pribadi Mbah Salamah itu orangnya halus, tawadhu, Masya Allah. Nyai itu tidak kurang-kurang jasanya. Ada kiai besar, tapi tidak ada nyai tidak jadi besar,” tutur Gus Mus. (Koran Lingkar | Ika Tamara Dewi – Harianmuria.com)