KUDUS, Harianmuria.com – Momen menjelang bulan suci Ramadan membawa keberkahan bagi Muhammad Nur Yasin, perajin peci di Kudus. Ia menikmati lonjakan permintaan yang signifikan, bahkan naik lebih dari 50 persen dibandingkan hari biasa.
Nur Yasin adalah mantan kuli panggul asal Desa Honggosoco, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Ia memulai usaha peci sejak 2012.
Awalnya, Nur Yasin hanya mencoba membuatkan peci untuk anaknya. Ternyata hasilnya cukup memuaskan dan mendapat perhatian dari beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.
Sejak saat itu, usaha yang diberi nama Peci Kang Santri terus berkembang pesat. Bahkan, pesanan tak hanya datang dari Kudus, tetapi juga dari berbagai daerah di nusantara hingga luar negeri, seperti Taiwan.
“Permintaan peci meningkat 50 hingga 60 persen. Jika di hari biasa saya hanya memproduksi sekitar 500 peci, kini bisa mencapai 1000 peci per bulan untuk memenuhi permintaan menjelang Ramadan,” ungkap Nur Yasin, Kamis(27/2/2025).
Demi memenuhi lonjakan pesanan, Nur Yasin tak hanya mengandalkan lima orang karyawan tetap. Ia juga melibatkan ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantu proses produksi.
Meskipun menggunakan peralatan sederhana seperti mesin jahit rumahan, kualitas peci buatan Nur Yasin tak kalah dengan peci-peci bermerek terkenal.
Salah satu pelanggan setianya, Muhammad Fitroh Alfalik, menyatakan peci buatan Nur Yasin sangat memuaskan. “Saya sudah menggunakan peci ini sejak lama. Selain nyaman, kita bisa memesan sesuai keinginan, dari ukuran hingga model peci,” ujarnya.
Meskipun pecinya dijual dengan harga terjangkau, yakni mulai dari Rp50.000 hingga Rp70.000 per buah, kualitas peci buatan Nur Yasin tetap terjaga dengan menggunakan bahan-bahan terbaik. Menurutnya, menjaga kualitas menjadi kunci utama keberhasilannya selama ini.
(FAHTUR ROHMAN – Harianmuria.com)