REMBANG, Harianmuria.com – Kabupaten Rembang memiliki vegetasi hijau hutan mangrove yang luas. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH), empat persen dari total luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Rembang merupakan hutan mangrove.
Tak heran, jika hutan mangrove di Rembang mendatangkan berbagai manfaat bagi warga sekitar. Mulai dari sumber mata pencaharian warga, pariwisata hingga pelindung abrasi.
Ngajimin (48), penjaga hutan mangrove atau kawasan Mangrove Park, Pasarbanggi Rembang mengatakan bahwa warga sudah menjadikan hutan seluas 70-an hektar ini sebagai ladang rezeki.
Hampir setiap harinya warga sekitar datang untuk mengambil hasil laut seperti, ikan glodok (mudskipper), tiram, kepiting bakau, udang dan lainnya.
“Kalau ibu-ibu itu biasanya nyarinya tiram, disekitar akar bakau terus pulang bawa satu karung itu sekitar 3 kg. Tidak habis-habis, kalau yang cari kepiting bakau tiap hari ada 6 orang per orang rata-rata bawa 2 kg,” ujarnya pada Jumat, 29 November 2024.
Sembari menunjuk akar pohon mangrove, Ngajimin menceritakan kehidupan warga sekitar yang sehari-hari bergantung pada hutan mangrove. Tak sedikit dari mereka telah mengandalkan hasil alam hutan mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sejak 1970 silam.
“Dulu 1970-an sudah ada, hutan ini sudah lama. Tapi namanya masih kelompok penghijauan, sekarang sudah jadi kelompok Sidodadimaju dan saya generasi kedua yang menjaga hutan ini,” tuturnya.
Selian menjadi lumbung pangan bagi warga, Mangrove Park Jembatan Merah juga menjadi destinasi wisata edukasi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Empat jenis mangrove yang telah mengakar seperti rhizophora apiculata (bakau minyak), avicennia marina (bakau putih), rhizophora stylosa (bakau merah) dan rhizophora mucronata (bakau hitam) menjadi pemandangan alam yang menyejukkan mata.
Salah satu pengunjung, Reyhan (37) mengaku senang saat berada di tengah-tengah hijaunya hutan mangrove.
Saat berkeliling di Mangrove Park, ia pun mendapatkan banyak hal yang bisa diajarkan kepada anaknya. Ia menceritakan kepada anak perempuannya yang baru berusia 4 tahun tentang manfaat mangrove bagi lingkungan dan warga.
“Saya datang bersama keluarga, potensi wisata bagus. Aksesnya juga mudah dekat jalan Pantura,” ungkapnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)