KUDUS, Harianmuria.com – Tradisi Apitan merupakan tradisi unik Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Perayaan apitan atau disebut juga sedekah juga sekaligus menjadi wadah untuk melestarikan tradisi warisan budaya leluhur dengan menggelar kirab budaya. Masyarakat Megawon mengusung tema Kenduri Massal dalam tradisi apitan tahun ini.
Biasanya, masyarakat Desa Megawon melakukan kirab dengan membawa hasil pertanian untuk merayakan kegiatan sedekah bumi. Namun, tahun ini masyarakat merayakan apitan dengan membawa bekal dari rumah untuk dimakan bersama-sama di lapangan Desa Megawon.
Meski perayaan sedekah bumi tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya namun makna yang disampaikan tetap sama.
Kepala Desa Megawon, Nurazag mengucapkan terima kasih atas partisipasi masyarakat yang sangat antusias merayakan tradisi Apitan Desa Megawon. Tak lupa, sambutan selamat datang juga disampaikan untuk Bupati Kudus M.Hartopo yang turut hadir dalam perayaan tersebut.
“Terima kasih atas kehadiran masyarakat yang antusias melestarikan tradisi warisan nenek moyang. Terima kasih pula atas kehadiran Pak Hartopo dalam tradisi kami,” ucapnya.
Rangkaian tradisi Apitan telah dilaksanakan sejak 6 Juni 2023 dengan berbagai rangkaian acara. Diantaranya seperti khataman Al-Quran, prosesi doa di tujuh punden yang dianggap sebagai cikal bakal Desa Megawon, serta puncak acara Kirab Budaya Apitan dengan menampilkan pertunjukan tari Bun Ya Ho yang merupakan kebudayaan warisan leluhur.
“Sebelumnya kami sudah laksanakan prosesi doa di 7 punden yang kami yakini sebagai cikal bakal desa, melaksanakan khataman Al-Quran, dan malam ini puncaknya acara dengan kirab dan pertunjukan tari Bun Ya Ho warisan nenek moyang kita,” jelasnya.
Nurazag berharap masyarakat Desa Megawon dapat terus melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur sebagai identitas wilayah sehingga generasi penerus secara turun temurun dapat mewarisi kebudayaan yang ada.
“Semoga masyarakat Desa Megawon bisa selalu melestarikan warisan leluhur sehingga dapat diwariskan pada anak cucu kelak,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)