REMBANG, Harianmuria.com – Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah Kabupaten Rembang terancam mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang telah memetakan beberapa Kecamatan yang masuk dalam kategori rawan bencana kekeringan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Rembang, Risangsoko menyebutkan, sedikitnya ada 24 Desa dari 8 Kecamatan yang rawan terjadi bencana kekeringan. Sementara 6 Kecamatan lainnya masih aman dari kekeringan.
“Ada 8 Kecamatan yang rawan kekeringan itu di wilayah Kecamatan Sumber, Kaliori, Rembang, Lasem, Sarang, Sulang, Sedan, dan Kragan,” jelasnya.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lanjut dia, puncak kekeringan di Rembang bakal terjadi di bulan Juli dan Agustus. Namun fenomena kemarau sudah bisa dirasakan di bulan Juni ini.
“Kalau khusus di Rembang memang kita sudah memetakan Kecamatan maupun Desa mana yang terdampak bencana kekeringan,” ujarnya.
Meski kemarau sudah mulai terasa, sejauh ini belum ada permintaan droping air bersih yang masuk ke BPBD Rembang. Pihaknya memperkirakan bencana kekeringan tersebut dimungkinkan sudah bisa diatasi dengan alokasi Dana Desa (DD).
“Masing-masing desa itu kita minta untuk mengalokasikan dana kebencanaan. Itu bisa dipakai untuk pembelian air untuk kebutuhan. Kecuali kalau tidak mampu kita akan turun tangan,” bebernya.
Dirinya membenarkan jika adanya bencana kekeringan dapat memicu bencana kebakaran. Agar hal tersebut tidak terjadi, pihak BPBD juga telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat di sejumlah daerah utamanya yang berada di kawasan hutan.
“Yang paling utama itu kesadaran sendiri, beberapa kejadian itu niatnya baik membakar sampah atau tebu biar bersih, tapi tidak bisa mengendalikan apinya. Jadi merembet kemana-mana, selalu kita ingatkan supaya juga ikut menjaga dan mewaspadai,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)