JEPARA, Harianmuria.com – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Posyandu Pandan 4, Desa Kedungcino Kecamatan Jepara. Upaya ini untuk menggenjot cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi Covid-19, Senin (20/6).
Plt Kepala DKK Jepara, Eko Cehyo Puspeno mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi Covid-19. “Selama pencanangan BIAN diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin,” ujar Eko.
Eko menambahkan, di Jawa Tengah ada kurang lebih 70 ribu anak yang masih kurang imunisasi dasar yaitu BCG campak, polio, DPT dan hepatitis. Untuk itu, dengan pemberian imunisasi diharapkan dapat melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga lebih sehat dan lebih produktif.
Dia menjelaskan, pemberian imunisasi rutin pada anak sangatlah penting. Kementerian Kesehatan telah menyusun 3 strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Pertama, menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk anti diare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD. “Untuk bapak dan ibu tolong dibantu agar imunisasi tiga ini jalan, supaya mengurangi angka kematian ibu dan anak,” jelasnya.
Lanjut yang kedua, digitalisasi data imunisasi. Kementerian Kesehatan menyiapkan satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital, yakni Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Sehingga tidak ada lagi pencatatan manual di buku, semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
Kemudian yang ketiga, belajar dari sistem vaksinasi Covid-19, nantinya imunisasi anak akan dilakukan melalui undangan di aplikasi. Sehingga pemda maupun tenaga kesehatan sudah mengetahui anak yang belum divaksinasi.
“Dengan adanya tiga inisiatif ini, mudah-mudahan tujuan kami tetap meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Peranan ibu-ibu sangat penting untuk menyukseskan imunisasi ini,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Eko juga menyampaikan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), yang merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat, serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
“Kita melihat di masyarakat belakangan ini sudah banyak pergeseran penyakit, tidak hanya penyakit menular saja, akan tetapi penyakit yang tidak menular bahkan sudah merajalela seperti hipertensi, diabetes melitus, storke dan penyakit jantung,” imbuhnya. (Lingkar Network I bas I Harianmuria.com )