KUDUS, Harianmuria.com – Usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) pompa polder di Desa Tanggulangin, Kecamatan Jati, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Masan mengunjungi kantor Kecamatan Jati pada Selasa (7/3). Pihaknya menegaskan agar dibuat jalur alternatif untuk akses warga setempat khususnya Undaan.
Pada kesempatan tersebut, hadir pula Camat Jati Fiza Akbar dan didampingi oleh Forkopimcam setempat.
“Ini harus segera dibentuk untuk membuat jalur alternatif dari wilayah Undaan masuk ke jalan lingkar lewat belakang klenteng,” ujarnya pada Selasa (7/3).
Diketahui, kondisi jalur Kudus-Purwodadi saat ini masih tergenang banjir setinggi 50 sentimeter. Mengetahui hal itu, pihaknya meminta agar diupayakan pengurukan jalan.
“Di sana itu ada genangan kurang lebih setengah meter nanti harus langsung kita uruk biar nanti masyarakat bisa lewat situ,” paparnya.
Pembicaraan yang dilakukannya bersama Camat Jati telah berlangsung lancar, pihaknya juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepala desa terkait guna membahas anggaran pembangunan.
“Untuk tikungan ada setengah meter genangan, nanti ketika terang langsung diuruk ditinggikan supaya nanti alternatif dari Undaan bisa digunakan warga,” katanya.
Rencananya, pelebaran jalan akan dilakukan seluas 6 meter dengan anggaran APBD. Pihaknya pun berharap, anggaran tersebut dapat segera dipatenkan.
“Karena itu menjadi kewengangan kabupaten maka saya bisanya membantu masyaraakat wilayah undaan kan itu, kalau jalan Kudus-Purwodadi kan jalan provinsi jadi hanya bisa membantu melalui usulan ke Gubernur,” tandasnya.
Camat Jati Fiza Akbar mengungkap pengurukan akan dikerjakan dari jembatan hingga Dukuh Barisan, Desa Jati Wetan.
“Nantinya akan diuruk sekitar 300 meteran, dari DPRD agar mendapat usulan jalan desa tersebut untuk dibuat sebagai jalur alternatif,” paparnya.
Sedangkan pengurukan dan pelebaran jalan di Desa Jetis Kapuan akan direncanakan tahun.
“Rencananya diperlebar 2 meter, dari 4 ke 6 meter dengan cor. Sementara ketinggiannya akan ditambah 50 cm dengan dana TT APBD. Tetapi sekali lagi, menunggu air surut,” tukasnya.
Hingga saat ini masih terdapat 3 desa yang masih tergenang banjir, Yaitu Desa Jati Wetan , Desa Tanjungkarang, dan Desa Jetis Kapuan.
Jetis Kapuan tergenang 90 persen, namun memiliki jumlah pengungsi paling sedikit, yakni sekitar 17 orang. Tanjung Karang tergenang 30-40 persen dengan jumlah pengungsi sekitar 160 orang. Sementara untuk Jati Wetan terhitung paling parah, yaitu 3 dukuh terendam banjir mulai dari desa Gendok, Tanggulangin dan Bandesan dengan jumlah warga yang terdampak diatas 3000 penduduk. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Harianmuria.com)