KUDUS, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus baru saja menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud-Ristek RI) karena dinilai sukses menggerakkan program merdeka belajar khususnya di bidang pengelolaan Program Indonesia Pintar (PIP).
“Kudus masuk dalam penerima penghargaan kategori program Indonesia Pintar. Jadi penghargaan ini khusus diberikan kepada Pemerintah Daerah. Masing-masing Pemerintah Daerah menerima penghargaan di sejumlah kategori berbeda,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus Harjuna Widada melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Anggun Nugroho.
Anggun menjelaskan, Kudus berhasil mendapatkan penghargaan anugerah Merdeka Belajar karena dinilai inovatif dalam bertransformasi di Program Indonesia Pintar (PIP).
“Pemkab Kudus dinilai inovatif dan mampu bertransformasi, mampu menyesuaikan pengelolaan pendidikan dengan konsep merdeka belajar, khususnya program Indonesia Pintar,” ungkapnya.
PBG Kudus Nilai Pemahaman Kurikulum Merdeka Masih ParsialPBG Kudus Nilai Pemahaman Kurikulum Merdeka Masih Parsial
Indikator penilaian dalam penghargaan ini yaitu Disdikpora Kudus dianggap mampu memanajemen dengan baik Program Indonesia Pintar. Ia menyebut, PIP juga diterapkan di kabupaten lainnya, namun pengelolaan terbaik dinilai telah dilakukan oleh Disdikpora Kudus.
“Penilaiannya kemarin tidak dijelaskan, tapi pihak kementerian kemarin sedikit menyampaikan kalau indikator intinya manajemen PIP yang dikelola Disdikpora Kudus itu lebih baik dibandingkan kabupaten lain. Karena semua kabupaten maupun kota kan juga mengelola program itu,” paparnya.
PIP merupakan bantuan pendidikan dari Kemendikbud-Ristek bagi siswa kurang mampu yang disalurkan kepada siswa yang terdaftar dalam program tersebut. Bantuan tersebut berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah. Bantuan ini diberikan kepada peserta didik usia enam tahun sampai dengan 21 tahun yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk membantu biaya personal pendidikan.
Tujuan program ini yaitu untuk membantu biaya personal pendidikan peserta didik dalam rangka meningkatkan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah. Hal ini untuk mendukung pelaksanaan pendidikan wajib belajar 12 tahun.
Selain itu, juga mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi. Serta menarik siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah dan satuan pendidikan nonformal.
Guru SMP di Kudus Berlatih Proyek Eco Enzyme untuk Kurikulum Merdeka
Lebih lanjut, PIP sengaja dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah agar tetap mendapatkan fasilitas pendidikan hingga selesai pendidikan menengah. Fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah jalur formal SD sampai SMA/SMK, jalur nonformal paket A sampai paket C, dan jalur pendidikan khusus.
Program ini adalah bentuk upaya pemerintah mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah dan dapat membawa kembali anak-anak yang sudah putus sekolah agar melanjutkan pendidikannya. PIP juga diharapkan dapat membantu meringankan biaya pendidikan tiap peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bantuan pendidikan ini biasanya disalurkan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP). Adapun besaran dana yang diterima berbeda sesuai tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Sementara itu, terkait konsep Merdeka Belajar di Kabupaten Kudus juga sudah diterapkan di seluruh sekolah. Baik diterapkan di sekolah yang sudah menjadi sekolah penggerak maupun yang belum.
“Konsep merdeka belajar memang sudah diterapkan sekolah-sekolah di Kabupaten Kudus. Tapi terkait penghargaan dari Kemendikbud-Ristek itu lebih ke arah manajemen tata kelola Program Indonesia Pintar yang dinilai lebih baik,” tutur Anggun
Untuk diketahui, Kabupaten Kudus sendiri sudah memiliki lebih dari 30 sekolah penggerak. Kemudian, untuk jumlah guru penggerak di Kabupaten Kudus ada sekira 200 orang. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)