SEMARANG, Harianmuria.com – Pengemudi (driver) ojek online (ojol) Grab mengadakan audiensi bersama perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), Kamis (27/2/2025), untuk menyampaikan tuntutan pemenuhan hak mereka sebagai mitra aplikator.
Ketua Umum Serikat Penggerak Mitra Indonesia (SPMI) Rahmat yang juga mendampingi aksi ini, menjelaskan bahwa dalam audiensi kali ini pihak pemerintah masih dalam tahap dengar pendapat, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan audiensi kembali.
“Jadi belum ada titik temu karena masih dengar pendapat. Nanti rencana akan ada audiensi lagi, agar bisa ditemukan dengan pihak manajemen,” jelasnya saat ditemui usai audiensi di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (27/2/2025).
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa driver Grab sebagai mitra mengaku mengeluh dengan kebijakan baru aplikator, yakni program akses hemat yang berlaku sejak 17 Februari 2025 lalu.
“Driver merasa pendapatannya dikurangi, karena adanya potongan Rp13 ribu jika telah mendapat tujuh orderan. Jadi mereka merasa haknya dikurangi,” tuturnya.
Massa aksi menuntut penutupan sementara sejumlah layanan, seperti penghapusan layanan Grab Bike Hemat (GBH), layanan slot Grab food.
Sebelumnya, Ketua Aksi Cak Thomas menyatakan bahwa demo tersebut mengajukan empat tuntutan. Pertama, hapus program akses hemat; kedua, hapus order gabungan; ketiga, hapus slot; dan keempat, kembalikan verifikasi muka seperti semula.
“Semua tuntutan ini kami lakukan untuk meningkatkan pendapatan para driver Grab,” ujar Cak Thomas, dalam aksi demo di depan Kantor Grab Semarang, Kamis (27/2/2025).
(SYAHRIL MUADZ – Harianmuria.com)